Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Tommy Sugiarto, All England dan Mental yang Membelenggu

Diperbarui: 2 Maret 2016   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Tommy Sugiarto (gambar badmintonindonesia.org)"][/caption]

Kurang dari sepekan lagi All England 2016 akan dimulai. Turnamen bulu tangkis tertua sekaligus salah satu yang paling bergengsi akan dihelat di Birmingham, Inggris sejak 8-13 Maret ini. Ajang akbar yang memasuki edisi ke-106 itu menjadi bidikan sekaligus idaman setiap pebulutangkis dunia.

Mereka tak hanya ingin tampil mencari nama, dan memburu ‘kue’ dengan nilai total 550.000 USD. Para pebulutangkis pun ingin merebut 11.000 ribu poin yang bakal jatuh ke tangan sang juara. Jumlah poin sebanyak itu lebih dari cukup untuk ditabung dan menjadi modal berharga untuk digerai saat penghitungan poin Olimpiade Rio de Janeiro pada Mei nanti.

Dengan sisa waktu yang sedikit ini, turnamen Yonex German Open 2016 menjadi ajang ‘pemanasan’ yang pas. Tak heran sejumlah pebulutangkis Indonesia pun dikirim mengikuti kompetisi di RWE Sporthalle, Mulheim an der Ruhr yang sudah dimulai sejak 1 hingga 6 Maret nanti.

Kendala

Sayang tak semua pemain bisa ambil bagian pada turnamen level grand prix gold ini. Tunggal putra masa depan Indonesia Anthony Ginting dan Jonatan Christie serta finalis tahun lalu Della Destiara/Rosyita Eka tak bisa tampil karena terkendala visa. Peluang untuk mendapatkan 7.000 poin dan ‘kue’ hadiah dengan nilai total 120 ribu USD pun menguap.

Ketakhadiran sejumlah pemain muda di ajang tersebut di sisi tertentu menjadi kesempatan mematangkan diri jelang All England. Apalagi ini akan menjadi kesempatan perdana bagi Jonathan Christie, Ihsan Maulana Mustofa dan Anthony Sinisuka Ginting untuk ambil bagian di turnamen legendaris yang mulai digelar sejak 1899 itu.

Di All England kali ini mereka tak dibebani target tinggi mengingat tingkat persaingan yang sangat tinggi yang sudah dimulai sejak babak kualifikasi. Bahkan Jonatan dan Ihsan (unggulan kedua kualifikasi) berpeluang ‘saling bunuh’ untuk mendapatkan satu tiket babak utama. Sementara Anthony (unggulan tiga kualifikasi) bila mampu melewati babak kualifikasi berpotensi jumpa pemain top di babak pertama. Walau harus saling jegal lebih dini diharapkan mereka tetap mempertontonkan penampilan cemerlang seperti di babak kualifikasi Piala Thomas di Hyderabad, India pada awal tahun ini.

Lantas, bagaimana dengan tunggal putra terbaik Indonesia, Tommy Sugiarto? Di India lalu Tommy tampil kurang maksimal. Di partai puncak saat berhadapan dengan Jepang, pemain yang kini berperingkat sembilan dunia itu menderita sakit.

Entah mengapa saat tampil di ajang pemanasan German Open, Tommy belum juga menemui titik balik. Tommy langsung kandas di babak pertama. Menghadapi pemain Belgia berdarah Indonesia, Yuhan Tan, Tommy menyerah setelah berjuang tiga set dengan skor 21-12, 17-21 dan 19-21.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline