Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Leicester Favorit, Spurs Juara Mengapa Tidak?

Diperbarui: 1 Maret 2016   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Claudio Ranieri (kiri) dan Mauricio Pochettino (gambar bbc.com)"][/caption]

Liga Primer Inggris baru melewati separuh jalan. Sebagian besar kontestan sudah memainkan 27 laga. Peluang juara sudah mulai terlihat. Sebelumnya, nama Leicester City santer disebut-sebut sebagai favorit juara. Kini Tottenham Hotspur perlahan tapi pasti mulai menunjukkan diri, tak bisa tidak dimasukkan dalam daftar kandidat juara pula.

“Semua orang berbicara tentang Leicester tetapi tidak ada seorang pun yang berbicara tentang Tottenham. Pelan, pelan, tenang, tenang mereka menang,”ungkap pelatih Leicester, Claudio Ranieri dikutip dari Daily Mail.

The Foxes berada di puncak dengan 56 poin setelah Jose Ulloa menjadi pahlawan berkat gol tunggalnya ke gawang Norwich City, Sabtu (28/2) lalu. Pada waktu bersamaan Tottenham pun memetik poin sempurna saat menjamu Swansea City. Gol Alberto Paloschi sempat membuat seisi White Hart Lane terdiam hingga separuh babak. Namun, Nacer Chadli dan Danny Rose tampil sebagai pembeda, memberikan Spurs tiga angka sekaligus menjaga jarak dengan Leicester.

Kini Spurs menjadi tim yang paling dekat dengan sang pemuncak klasemen setelah Arsenal tergelincir di laga ‘panas’ menghadapi Manchester United. Kedua tim hanya terpaut dua poin. Walau garis finis Liga Primer Inggris masih jauh di depan dengan 11 laga tersisa, Leicester hanya butuh konsistensi untuk mempertahankan posisi puncak.

Hal yang sama pun dibutuhkan Spurs. Armada Mauricio Pochettino berharap rentetan enam kemenangan beruntun terus berlanjut agar tetap menempel ketat Leicester dan siap menyalip bila sekali-kali pasukan Claudio Ranieri terpeleset. Apakah Spurs mampu melakukan itu?

Bila pertanyaan itu dilayangkan kepada Ranieri jawabannya tentu ya. Pria 64 tahun itu sangat mengagumi Spurs dan menganggap mereka sebagai pesaing terberat. Ranieri menilai Spurs adalah tim yang komplit.

“Tottenham kuat dalam segala situasi baik saat bertahan maupun menyerah. Mereka tahun betul apa yang mereka inginkan,”tuturnya.

Pernyataan Ranieri itu bukan isapan jempol belaka. Tengok saja jumlah kemasukan dan pemasukan yang ditorehkan Harry Kane dan kolega. Sejauh ini Tottenham menjadi tim dengan pertahanan terbaik dengan jumlah kemasukan paling sedikit. Gawang Hugo Lloris baru kemasukan 21 gol.

Banyak pengamat menilai bahwa tim yang dimiliki Spurs saat ini adalah yang terbaik dalam sejarah klub, menyamai skuad musim 1984/1985. Artinya Spurs harus menanti selama 31 tahun untuk kembali mendapatkan tim yang bagus. Bagus tak hanya dalam arti kokoh, juga bermain indah dan menghibur seperti pada masa Glenn Hoddle, Ossie Ardiles, Chris Waddle dan Clive Allen.

Bila 31 tahun lalu tim terbaik Spurs hanya finish di tempat ketiga, dengan selisih beberapa poin dari sang pemenangan Everton, Maka kali ini peluang untuk juara terbuka lebar. Skuad racikan Pochettino memiliki modal yang lebih dari cukup untuk mengulangi prestasi 55 tahun silam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline