Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Ia Datang, Ia Melihat, Ia Merusak Segalanya (Tentang Messi, Flamini dan Cech)

Diperbarui: 24 Februari 2016   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Flamini melanggar Lionel Messi (Sumber gambar Daily Mail.co.uk)"][/caption]

Anda mengenal kalimat masyur berikut: veni, vidi, vici? Kalimat Latin itu pertama kali terucap dengan mantap dari mulut jenderal dan konsul Romawi, Julius Caesar, melaporkan kepada senat atas kemenangannya dalam perang saudara menghadapi Pharnaces II dari Pontus di kota Zela (sekarang Zile, wilayah bagian Turki). Dengan keangkuhan dan kepercayaan diri berlebihan, sosok yang kemudian menjadi doktator itu, ingin mengatakan bahwa pertempuran itu bukan pekerjaan berat baginya.

Kini kata-kata itu telah menjadi sejarah dan melegenda. Ia kerap dipakai dalam berbagai kesempatan dan untuk aneka kebutuhan dengan bertitik tekan pada keyakinan diri, dengan nuansa superioritas dan kesombongan diri yang tak bisa dihapus. Veni, vidi vici.  Saya datang, saya melihat dan saya menang (menaklukkan).

Namun bagaimana bila kedatangan (baca: kehadiran) seseorang justru merusak segala rencana? Bisa saja terjadi. Entahlah apa ungkapan yang tepat untuk hal itu, namun potret tersebut nyata dalam pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara tuan rumah Arsenal versus Barcelona, Rabu (24/02/16) dini hari WIB.

Baru merumput 47 detik Mathieu Flamini membuat tuan rumah kian terpuruk. Maksud hati menggagalkan peluang Lionel Messi menambah gol, gelandang kelahiran Marseille itu malah melanggar pemain terbaik dunia itu di are terlarang. Wasit pun menunjuk titik putih. Messi sukses menambah gol.

Masuk di menit ke-82 menggantikan Francis Coquelin, pemain 31 tahun itu langsung membuat pelanggaran tak lama berselang. Tak heran setelah laga, Flamini jadi buah bibir. Tak sedikit menjadikannya bahan olok-olokkan.

Salah satu sindiran mencuat dari @SoccerMemes. Dengan gambar Flamini yang dideformasi, akun twitter itu menulis demikian: ‘He came. He Saw. He Destroyed everything. Mathieu Flamini”. Bila di-Indonesia-kan kurang lebih begini:  Ia datang, ia melihat, Ia merusak segalanya.

Sindiran itu tampaknya tak berlebihan. Masuknya Flamini malah membuat Meriam London kian tertimpa tangga kemalangan. Alih-alih dengan suntikan tenaga segar membantu mengejar hasil imbang misalnya, Flamini malah membuat pendukungnya tak bisa berkata-kata, melihat tim kesayangannya kian tertekan dan dengan tatapan nanar melepaspergikan harapan kemenangan yang telah digantung.

[caption caption="Sumber gambar Daily Mail.co.uk"]

[/caption]

Menghadapi tim sekelas Barcelona, yang tampil begitu digdaya sepanjang laga, dengan penguasaan bola mencapai 66 persen, mengejar ketertinggalan dua gol dengan sisa waktu tak lebih dari sepuluh menit bukan perkara mudah. Boleh jadi menjadi misi mustahil, meski dalam sejarah sepak bola, di ajang sekelas Liga Champions, tiga gol pernah tercipat dalam rentang waktu tak kurang dari 15 menit yakni saat Liverpool menguburkan impian juara AC Milan pada 25 Mei 2005.

Namun Arsenal belum punya sejarah tentang hal itu di Liga Champions, walau di level domestik pernah menjaringkan tiga gol ke gawang Manchester United dalam waktu 15 menit pada 4 Oktober 2015. Dan mental armada Meriam London di laga tadi, hemat saya, belum mampu untuk itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline