Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Olimpiade Rio de Janeiro Mendekat, Apa Kabar Bulu Tangkis Indonesia?

Diperbarui: 21 Januari 2016   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ganda putra, Mohammad Ahsan/Henda Setiawan (gambar www.badmintonindonesia.org)"][/caption]Tahun 2016 sudah dimulai. Berbagai agenda penting sudah menanti para pebulutangkis tanah air. Sepanjang tahun ini tercatat ada sejumlah momen penting yang menjadi sasaran antara lain Piala Thomas dan Piala Uber, All England, serta Olimpiade Rio de Janeiro.

Dengan tanpa mengabaikan ajang bergengsi lainnya, Olimpiade Rio menjadi salah satu fokus perhatian bulu tangkis tanah air. Tak heran, sektor tepok bulu ini menjadi salah satu harapan Indonesia untuk meraih medali di ajang multievent tingkat dunia itu.

Lantas, bagaimana persiapan dan strategi PBSI sebagai induk organisasi olahraga ini menghadapi momen besar di Amerika Selatan itu? Hitung-hitung PBSI tinggal memiliki waktu tak kurang dari setengah tahun untuk bersiap, dan tak lebih dari empat bulan untuk berburu tiket tampil di Riocentro, Pavilion sejak 11-20 Agustus mendatang.

Tengah berjuang

Di banding sektor-sektor lain seperti tunggal putra, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran, sektor tunggal putri masih menyisahkan tanda tanya apakah mampu mengirim perwakilan di ajang tersebut.

Sejauh ini Lindaweni Fanetri merupakan tunggal satu-satunya dengan peringkat mendekati jatah ke Olimpiade. Sebagaimana diketahui pada gelaran Olimpiade ke 31 ini setiap negara maksimal mengirimkan dua wakil di sektor tunggal putra dan putri jika atletnya berada di lingkaran 16 besar dunia. Sementara itu Lindaweni berada di rangking 24 dunia sehingga masih harus berjuang hingga sebelum pengumuman peringkat dunia untuk mengetahui jatah Olimpiade pada 5 Mei mendatang.

Edwin Iriawan, Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI sudah menyiapkan program khusus bagi Linda agar target lolos Olimpiade itu terwujud.

“Jelang olimpiade, kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen untuk Linda. Jangan sampai salah strategi. Kondisi Linda hingga saat ini cukup baik, cedera sudah pulih. Saya inginnya Linda bikin gebrakan sebelum olimpiade supaya meningkatkan rasa percaya dirinya,” ungkap Edwin kepada Badmintonindonesia.org.

Selain memikirkan Linda, PBSI pun sejatinya terus membidik perbaikan prestasi buruk di sektor ini. Melempemnya penampilan di sejumlah turnamen yang berbuntut pada nirgelar menjadi indikasi jelas betapa mirisnya sektor yang pernah mengharumkan nama bangsa melalui sejumlah atlet legendaris seperti Susi Susanty dan Mia Audina ini.

Indonesia memiliki banyak bibit muda. Gregoria Mariska dan Fitriani sudah mulai menunjukkan performanya sebelum Kejuaran Dunia 2015. Namun konsistensi lagi-lagi menjadi kendala yang membuat grafik penampilan selalu naik turun.

Mungkin benar salah satu yang perlu ditanamkan adalam pola pikir untuk menempatkan juara sebagai sasaran. Saat ini posisi Indonesia bukan lagi menghindarkan diri dari kejaran negara-negara lain tetapi sebaliknya yakni mengejar prestasi negara-negara lain yang sudah jauh di depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline