[caption caption="Stéphane Peterhansel dan tim Peugeot (gambar http://www.redbull.com)"][/caption]Stephane Peterhansel tak muda lagi. Pada 6 Agustus lalu ia tepat menginjak setengah abad. Rentang usia yang tak muda lagi. Namun di arena reli, ia seakan tak pernah menua. Malah ungkapan makin tua makin menjadi berlaku padanya.
Di usia ke-50, pria kelahiran Haute-Saone, Prancis tetap mendulang prestasi. Tak tanggung-tanggung ia kembali menjadi salah satu raja di arena yang telah diakrabinya sejak 1988. Reli Dakar. Di ajang perlombaan terakbar dan tersulit di dunia ini, Peterhansel menunjukkan kedigdayaan sebagai salah satu pereli yang patut diperhitungkan.
Kali ini di edisi 2016, sosok legendaris itu menjadi jawara di kategori mobil. Ia sukses menyisihkan rival abadinya sekaligus rekan setim Carlos Sainz dan juara tahun lalu Nasser Al Attiyah.
Gebrakan Peterhansel sudah terlihat sejak etape pembuka saat ia meninggalkan Sainz 30 kilometer di belakangnya. Dan menginjak garis finish tercepat dengan keunggulan satu jam dari sang juara bertahan. Pencapaian ini menjadi torehan manis baginya sekaligus modal berharga untuk menggenggam juara kali ini.
Kemenangan ini tak hanya memperpanjang daftar trofi. Tetapi juga memberikan kebanggaan bagi timnya Peugeot. Pabrikan asal Prancis itu sudah lama memendam kemenangan sejak terkahir kali naik panggung pada 1990 silam. Tak hanya itu Peugeot kembali berjaya setelah absen selama 26 tahun
Kini Peterhansel total mengemas 12 gelar di reli Dakar. Enam gelar di kategori motor dan enam lainnya di kategori mobil. Peterhansel meraih gelar pertama pada kategori roda dua pada 1991 dan kemenangan ke-11 di kategori roda empat saat mengendarai Mini pada 2013 lalu.
"Ini luar biasa. Tekanannya sangat tinggi, namun kami mampu melaluinya," ungkap Peterhansel.
Namun demikian Peterhasel masih dihadapkan pada masalah. Salah satu rival, tim X-ride protes dengan menuding sang pebalap melakukan kecurangan. Ia dianggap melakukan pengisian bahan bakar secara ilegal di tengah balapan.
Entah apa yang akan terjadi, namun yang pasti nama Peterhansel sudah dicatat dalam lembaran sejarah reli Dakar.
Belum kapok
Setelah menjadi salah satu legenda reli Dakar dengan memegang gelar terbanyak, apakah Peterhansel akan pensiun? Rupanya ia belum juga puas dengan gelar yang ada dan belum kapok beradu dengan pebalap lainnya di arena supersulit itu.