Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Perginya de Filippis, Pendobrak Dominasi Pria di Ajang F1

Diperbarui: 10 Januari 2016   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Maria Teresa de Filippis (sumber gambar:bbc.com)"][/caption]

Kabar duka baru saja bergelayut di dunia balap Formula One (FI). Pebalap wanita pertama yang berkompetisi di ajang tersebut, Maria Teresa de Filippis baru saja menghembuskan nafas terakhir pada 8 Januari kemarin, di usia 89 tahun.

Wanita kelahiran Naples ini menjadi pendobrak kemapanan F1 yang didominasi kaum pria selama 15 tahun pertama. Ia membuka jalan bagi kaum hawa untuk berpartisipasi di ajang tersebut saat tampil pertama kali bersama Tim Maserati di tahun 1958. Pencapaian terbaiknya saat itu menempati posisi ke-10 di GP Spa, Belgia.

Karirnya di dunia balap terbilang singkat. Meski telah mengadu nyali sejak remaja, penyuka balap kuda dan pebalap motor ini hanya setahun beradu di lintasan jet darat. Entah mengapa karirnya yang tengah tumbuh harus dihadapkan dengan tantangan mengerikan di musim 1958, salah satu tahun horor dalam sejarah F1.

Meninggalnya sejumlah pebalap termasuk pemilik tim Jean Behra, membuat nyali Fillipis benar-benar ciut. Ia pun memutuskan pensiun. Sayangnya, keputusan mundur itu diambil saat usianya baru 23 tahun.

Sepertinya kematian sang bos tim bukan menjadi alasan tunggal. Ia pernah gagal menjalani kualifikasi di seri pembuka musim 1959 di Monaco bersama tim Behra Porche.

Namun demikian kata pensiun tak benar-benar berlaku bagi wanita yang menikah pada 1960 ini. Ia kemudian berkecimpung dalam organisasi F1 menjadi wakil presiden dan presiden kehormatan Club International de Anciens Pilotes de Grand Prix F1 yang merupakan wadah bagi para pensiunan pebalap.

Wanita yang dianggap sebagai pionir balap motor, dunia yang kemudian sepenuhnya dikuasai kaum pria, kemudian mendirikan Maserati Club di tahun 2004 dan menjadi presiden hingga kini.

Minim

[caption caption="Maria Teresa de Filippis (gambar:www.theguardian.com)"]

[/caption]

F1 tampaknya tak hanya identik dengan uang. Pengalaman susahnya Rio Haryanto naik tingkat untuk tampil di ajang bergengsi jet darat itu menjadi gambaran jelas betapa fulus menjadi penentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline