[caption caption="Sumber gambar: www.dailymail.co.uk"][/caption]
Real Madrid telah menunjuk Zinedine Zidane sebagai pelatih tim utama. Pria bernama lengkap Zinedine Yazid Zidane resmi menggantikan Rafa Benitez yang hanya bertugas selama tujuh bulan. Sejumlah hasil buruk baik di dalam maupun di luar lapangan selama masa kepelatihan Benitez membuat Zizou yang sebelumnya menjadi pelatih tim B Real Madrid Castilla naik pangkat.
Penunjukkan Zizou tentu mengudang aneka komentar baik bernada positif maupun negatif. Salah satunya menilai Madrid terlalu berani menunjuk pria 43 tahun itu di tengah perjuangan klub untuk kembali merengkuh supremasi setelah kegagalan di musim sebelumnya. Madrid dianggap laiknya tengah berjudi.
"Zidane adalah sebuah perjudian. Dia masih minim pengalaman," ungkap mantan direktur umum Jorge Valdano dikutip Marca.
Pendapat Valdano tampaknya tak berlebihan. Selain masih hijau di dunia kepelatihan, Madrid sepertinya berjudi menggantung harapan agar karunia Pep Guardiola turun atas Zidane. Pada 2008 Barcelona bertindak nekat, mendapuk Guardiola sebagai pelatih utama dalam usia 38 tahun. Guardiola yang hanya bermodalkan pengalaman membawa tim muda Barcelona mengantongi tiket promosi (berbeda dengan Zidane yang gagal membawa Real Madrid Castilla naik tingkat pada musim lalu) akhirnya sukses membuktikan diri. Tak tanggung-tanggung dalam rentang empat tahun, Guardiola mempersembahkan 14 piala bagi Blaugrana.
Bila Guardiola telah membuktikan diri, tak demikian bagi Zidane. Selain belum mampu menorehkan prestasi bersama Real Madrid Castilla, Zidane juga dianggap gagal memoles wonderkid Martin Odegaard yang sama sekali tak berkembang dalam dekapannya.
Faktor kedekatan
Jika ada yang meragukan Zidane, tampaknya tidak bagi Florentino Perez. Sang presiden kelihatan begitu yakin dengan keputusannya menunjuk mantan pemain timnas Prancis itu untuk menangani Cristiano Ronaldo dan kolega.
Terlepas dari kualifikasi kepelatihan Zidane, kedekatan keduanya sudah dibangun sejak lama bahkan sejak Zidane mendarat di Santiago Bernabeu pada 2001. Setelah malang melintang bersama Los Blancos hingga memutuskan pension dari klub pada 2006, ZIdane tetap mendapat tempat di klub. Empat tahun kemudian ia kembali ke Madrid sebagai penasihat tim utama yang kala itu dilatih Jose Mourinho.
Seperti saat menjadi pemain, karir Zidane pun terus menanjak. Tahun 2011 ia diangkat menjadi direktur olahraga dan dua tahun berselang menjadi asisten pelatih Carlo Ancelotti. Sepak terjangnya sebagai pelatih Real Madrid Castilla akhirnya menjadi titian terakhir sebelum naik pangkat menjadi pelatih utama Madrid.
Selain dekat dengan Perez, Zidane pun telah menabung dukungan sejak menjadi pemain. Berbeda dengan Benitez yang mendapat cemoohan dan siulan saat berada di sisi lapangan Santiago Bernabeu dalam beberapa pekan sebelum didepak, Zidane telah menorehkan kisah manis di hati para pendukung Madrid.