[caption caption="www.badmintonindonesia.org"][/caption]
Indonesia harus menanti selama delapan tahun untuk kembali naik podium utama di Korea Open Super Series. Terakhir kali Merah Putih berjaya pada tahun 2006 (saat itu belum masuk level BWF Super Series) melalui pasangan ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya dan ganda campuran Nova Widianto/Liliyana Natsir.
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tampil ciamik untuk menggulung wakil tuan rumah Chang Ye Na/Lee So Hee. Unggulan kelima ini mampu mengatasi pasangan baru berperingkat 115 dunia dengan skor, 21-15 dan 21 -18 sekaligus mempersembahkan gelar semata wayang bagi Indonesia di Negeri Ginseng.
Greysia/Nitya sempat tertinggal di awal set pertama. Bahkan wakil tuan rumah mampu menutup interval pertama dengan skor 7-11. Serangan bertubi-tubi dipadu pertahanan yang kokoh membuat Greysia/Nitya perlahan tapi pasti mengumpulkan poin demi poin hingga membuat skor imbang 11-11.
Kedua pasangan sempat kejar mengejar angka. Namun Nitya/Greysia mampu mengunci poin pasangan tuan rumah di angka 15 untuk menutup set pertama.
Greysia/Nitya lebih percaya diri memasuki set kedua. Wakil Merah Putih mampu mengakhiri interval dengan skor 11-6.
Selepas istirahat Chang/Lee semakin giat menyerang. Jual beli pukulan kerap terjadi. Greysia/Nitya sempat kewalahan ketika wakil Korea mampu memaksa kedudukan imbang 18-18. Faktor pengalaman akhirnya berbicara. Satu demi satu poin berhasil dikumpulkan Greysia/Nitya. Kegembiraan pasangan Indonesia pecah saat pengembalian bola pasangan Korea keluar dari bidang sasaran. Sontak raket Greysia pun dilemparkan ke udara. Medali emas gelar super series pertama akhirnya melingkar di leher.
Tiongkok dan Korea Berbagi
[caption caption="Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir runner up Korea Open Super Series 2015 (www.badmintonindonesia.org)"] [/caption]
Indonesia sejatinya berpeluang menambah gelar dari sektor ganda campuran. Namun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali menyerah di tangan musuh bebuyutannya Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Owi/Butet kembali tak berkutik di tangan unggulan teratas itu. Zhang/Zhao hanya butuh dua set untuk mengunci hattrick di turnamen ini sekaligus menyapu bersih tujuh pertemuan mereka dengan Owi/Butet.