Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Tarian Mayweather Jr di Ujung Karir

Diperbarui: 13 September 2015   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Floyd Mayweather sukses mempertahankan gelar kelas welter WBC dan WBA setelah meraih kemenangan angka mutlak atas rekan senegaranya Andre Berto. Petinju berjuluk The Money Man itu pun memperpanjang rekor tak terkalahkan dalam 49 pertarungan sekaligus menyamai prestasi legenda tinju kelas berat Rocky Marciano.

Tak sedikit pengamat was-was Mayweather bakal mendapat kejutan seperti Serena Williams yang terjungkal di semifinal turnamen tenis AS Terbuka.  Bukan tidak mungkin  petinju kaya raya itu akan mendapat kado pahit di senjakala karir. Sejumlah petinju besar terpaksa gantung sarung dengan rasa sesal karena salah pilih lawan di pertarungan pamungkas.

Namun Mayweather sukses membuktikan sebaliknya.  Ketiga hakim memberi skor 117-111 118-110 120-108  untuk kemenangan petinju 38 tahun itu. Namun yang tersaji tampaknya tak sesuai ekspektasi untuk sebuah pertarungan kelas dunia.

Mayweather tampak sangat percaya diri sejak awal. Ia ingin menunjukkan bahwa dialah yang terbaik sepanjang masa, The Best Ever. Ada rasa angkuh memandang sang lawan. Sebagai percobaan ia melancarkan jab untuk memancing dan mengganggu ritme Berto. Namun petinju 32 tahun tampaknya tak ambil pusing. Kegigihannya menekan Mayweather seakan-akan menyingkap hasratnya untuk menjungkalkan keangkuhan Mayweather.

Namun Mayweather ya Mayweather. Gerakan kaki yang lincah, pancingan ke sudut ring, menekan dengan siku dan memukul bagian perut lawan kembali jadi andalan. Bukan tidak mungkin perang mulut singkat di penghujung ronde ketujuh memunculkan spekulasi jika Mayweather juga melakukan aksi tak terpuji (provokasi berlebih mungkin). Hal ini membuat Berto frustrasi dan terpengaruh. Serangan membabi buta dilepaskan, namun Mayweather tampak semakin menari-nari di atas ring.

Pertarungan ini tampak lebih sebagai arena pertunjukan koreografi Mayweather dan ‘nafsu’ ofensif Berto. Tak ada duel sengit, saling jual beli serangan pun minim.

Kegagalan membaca pola gerakan Mayweather membuat Berto  menjadi korban hipnotis atraksi Mayweather. Alhasil petinju kelahiran Florida itu hanya bisa melancarkan pukulan-pukulan liar yang disambut Mayweather dengan satu dua pukulan jitu.

Mayweather menghadiahi penonton dengan jingkrakan-jingkrakan sebelum bel ronde terakhir berbunyi, semakin menegaskan bahwa laga ini tak bedanya panggung tari dan arena sirkus...sebagian orang tentu kembali merasa kecewa dengan performa sang Pretty Boy (anak manis bisnis tinju Amerika) setelah "Pertarungan Abad Ini' melawan legenda Filipina, Manny Pacquiao yang hampa...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline