Peru gagal ke partai puncak Copa America. Tuan rumah Chile menghempaskan harapan Los Incas untuk meraih trofi prestisius di Amerika Selatan itu untuk ketiga kalinya setelah tahun 1939 dan 1975.
Namun demikian masih ada harapan untuk mengakhiri kiprah pada edisi ini dengan meraih peringkat ketiga. Perjuangan untuk itu tak mudah karena harus menghadapi Paraguay, finalis Copa America sebelumnya.
Pelatih timnas Peru, Ricardo Gareca tentu berharap banyak pada para pemain untuk tampil maksimal di laga pamungkas itu. Tak terkecuali, Paolo Guerrero. Lantas, mengapa Guerrero?
Lintas Benua
Pemain bernama lengkap José Paolo Guerrero Gonzales bukanlah sosok awam dalam dunia sepakbola. Dalam rentang 31 tahun kehidupannya, Guerrero telah malang melintang di sejumlah klub bahkan bergerak lintas benua.
Pemain kelahiran Lima, ibu kota Peru ini mengawali karirnya di sebuah klub rendah pernama Peru Alianza Lima. Namanya semakin dikenal setelah raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen memboyongnya ke Allianz Arena pada 2003.
Awal kiprahnya di benua biru diawali di kompetisi Regionalliga Süd. Ia tampail dalam 23 pertandingan dan mencetak 21 gol.
Torehan ini membuat kubu Muenchen memberinya tempat di tim utama setahun kemudian. Ia pun ditandemkan dengan rekan senegaranya Claudio Pizarro
Lepas dari Muenchen, Guerrero berlabuh di klub Bundesliga lainnya, Hamburger SV. Selama delapan musim berkiprah di Bundesliga, Guerrero total mengemas 47 gol dalam 161 kesempatan tampil.
Meski torehan ini tak terlalu buruk, namun tak ada pilihan lain bagi klub Jerman itu untuk membiarnya pergi. Ia pun melanjutkan karirnya di Brasil bersama Corinthians. Salah satu pencapaian terbaiknya bersama klub tersebut ialah mencetak gol kemenangan di final Piala Dunia Antarlklub tahun 2012.
Berseragam Timnas