Sudahkah kita berperan dalam aksi bela negara? Sebagai generasi muda, kita juga dapat berkontribusi dalam aksi bela negara secara mudah, tapi berdampak sangat besar. Bagaimana caranya? Cukup dengan menjauhi narkoba alias narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang.
Kok bisa? Bukankah bela negara itu ikutan perang, jadi prajurit militer di lapangan, dan melawan musuh yang menghancurkan negara? Lantas, bagaimana bisa 'menjauhi narkoba' dikatakan sebagai salah satu aksi bela negara yang bahkan berdampak besar untuk negara?
Singkatnya, bela negara adalah upaya mempertahankan kesatuan negara dari serangan fisik, agresi militer atau kelompok lainnya yang mengancam keutuhan negara. Di Indonesia, tugas bela negara menjadi kewajiban penuh TNI. Namun, rakyat biasa juga punya tanggung jawab dalam bela negara.
Kita tidak harus turun ke medan perang, kok. Lagi pula, Indonesia tidak seperti Korea Selatan yang mewajibkan warga negara laki-laki berusia 18 tahun ke atas mengikuti wajib militer. Seperti telah disebutkan sebelumnya, cara termudah bela negara yaitu dengan menjauhi narkoba.
Ancaman Narkoba terhadap Keutuhan Negara
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan. Data BNN tahun 2021 menyebutkan, terjadi peningkatan prevalensi pengguna narkoba di Indonesia sebesar 0,15 persen. Prevalensinya menjadi 1,95% atau setara dengan 3,66 juta jiwa. Tentu miris mengingat bahaya dan efek dari narkoba itu sendiri. Satu jiwa yang rusak akibat narkoba saja sudah sangat membahayakan. Apalagi jumlahnya mencapai jutaan jiwa seperti data di atas. Di sinilah kaitannya dengan bagaimana narkoba mengancam keutuhan negara.
Menimbulkan Ketergantungan.
Seperti banyak meme yang beredar, "awalnya coba-coba, lama-lama ketagihan". Dari yang semula hanya penasaran, akhirnya mencicipi, coba lagi, konsumsi lagi, lagi, dan dan berakhir dengan ketergantungan. Jika tidak menggunakannya tubuh terasa tersiksa dan tak sulit diajak kompromi. Padahal, kebanyakan pengguna narkoba mengonsumsi barang haram itu karena tergiur dengan iming-iming kebebasan. Ingin merasakan sensasi nge-fly, menghilangkan penat, dan meningkatkan energi. Kenyataannya, narkoba justru menimbulkan ketergantungan yang berkepanjangan. Apanya yang disebut kebebasan jika tanpanya kita justru lemah dan tak berdaya? Itu artinya, kenikmatan sesaat yang ditawarkan narkoba adalah tiket menuju penjajahan dan neraka dunia paling berbahaya. Korbannya harus mati-matian rehabilitasi untuk bisa pulih kembali. Para pemuda yang terjerumus dalam jurang ketergantungan narkoba ibarat ranjau yang mengancam keutuhan bangsa. Pengguna yang sudah ketagihan beresiko menjual, menawari, atau sekadar mengajak teman-temannya mencicipi narkoba. Sehingga jumlah korbannya pun semakin banyak.
Jika mayoritas generasi muda habis di tangan narkoba, lantas bagaimana nasib bangsa ke depan? Pasti terseok-seok untuk melanjutkan pembangunan negara. Di sinilah, pentingnya menjauhi narkoba sebagai upaya individual yang turut berperan dalam melindungi masa depan negara.