Lihat ke Halaman Asli

Apa "Hilo Teen" Iklan yang Mendukung Stereotip Gender?

Diperbarui: 28 Januari 2019   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pada dunia bisnis yang luas ini, pemasaran menjadi hal yang bisa dianggap penting. Banyak pengusaha yang menggunakan iklan sebagai media untuk mempromosikan produk unggulan mereka. Namun, apa dan mengapa konten tersebut digunakan untuk menarik perhatian para penontonnya?


"Tumbuh tuh ke atas, gak ke samping!" Siapa yang tidak mengenal slogan ini? Kalimat ini merupakan salah satu bentuk pemasaran untuk produk susu Hilo-Teen untuk para remaja. 

Melewati iklan sebagai media pemasaran yang ditampilkan pada televisi, produk ini telah menjadi pilihan susu dari banyak remaja di Indonesia. Mari kita simak lebih dalam apa isi dari iklan Hilo ini, mulai dari tokoh, hingga dialog pada iklan.


Produk susu ini awalnya diproduksi oleh perusahaan terkemuka di Indonesia yang bernama Nutrifood Indonesia pada tahun 2004. Sejak Hilo pertama kali berdiri, sudah banyak macam produk susu yang telah diluncurkan. 

Setiap varian susu Hilo memiliki kebutuhan nutrisi khusus yang dibutuhkan masing-masing usia. Pada umumnya, produk Hilo ini ditujukan untuk semua orang dengan berbagai umur, mereka tidak memiliki spesifikasi untuk suatu gender tertentu. 

Mereka hanya membedakan umur karena nutrisi yang dibutuhkan pada tubuh manusia berbeda-beda pada jangka umur yang berbeda. Walaupun sudah jelas siapa sasaran audiensi produk Hilo, dalam iklan-iklan yang mempromosikan produk susu Hilo, dapat dilihat dengan jelas bahwa ada gender tertentu yang diutamakan, khususnya pada iklan produk Hilo-Teen yang dirilis pada tahun 2013.


Pada iklan Hilo-Teen tahun 2013 ini, diperlihatkan seorang gadis yang akan menemui seorang lelaki dari media daring untuk pertama kalinya. Saat ia diminta untuk berbalik badan, ia sangat gembira karena laki-laki yang ia kira akan menemuinya itu seperti pria impiannya, dengan fisik yang tinggi. 

Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari ekspresi perempuan tersebut yang menunjukkan senyuman dan juga bahasa yang digunakan dengan dialog "Kamu tinggi, keren deh!". 

Namun, ternyata laki-laki tersebut bukanlah yang ia akan temui dari daring, melainkan seorang pria yang pendek lah yang ia seharusnya temui. Perempuan tersebut merasa kecewa, teman yang mendampinginya pun ikut merasa kecewa.


Iklan tersebut memperlihatkan adanya konstruksi sosial terhadap bentuk fisik laki-laki, dimana fisik laki-laki yang ideal adalah dengan tubuh yang tinggi dan gagah, bukanlah tubuh yang pendek dan gemuk. Dialog "Awwwhhhh!! Kamu tinggi, keren deh" yang diucapkan perempuan saat melihat laki-laki yang fisiknya tinggi membuktikan adanya konstruksi ideal masyarakat mengenai fisik laki-laki, dengan tubuh yang tinggi tersebut perempuan tersebut pun terpesona. 

Hal tersebut juga dapat dilihat dari ekspresi perempuan tersebut yang terkejut dan kagum melihat laki-laki yang fisiknya sangat "ideal". Namun, setelah diberitahu bahwa laki-laki yang tinggi tersebut bukanlah pria yang seharusnya ditemui, perempuan tersebut merasa kaget dan tidak pasti, hal ini diperlihatkan dalam ekspresi perempuan yang terkejut bahwa ternyata pria dengan fisik tinggi tersebut bukanlah yang ia seharusnya temui.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline