Lihat ke Halaman Asli

Charissa Debora Tania

Universitas Bina Nusantara (BINUS)

Pensiun Dini

Diperbarui: 2 November 2024   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pulsetoday.co.uk

Pensiun dapat diperoleh ketika seseorang telah menyelesaikan pekerjaannya setelah bekerja di perusahaan selama bertahun-tahun. Biasanya pensiun akan diterima oleh masyarakat yang berusia sekitar 50-70 tahun. Berdasarkan beberapa asumsi, sebagian orang berpendapat bahwa memberikan pensiun pada waktu yang ditentukan bagi semua orang adalah hal yang tidak adil. Mereka percaya bahwa dalam pekerjaan tertentu, pekerja perlu dibayar dan mendapat pensiun.

Setiap perusahaan mempunyai persyaratan yang berbeda-beda terhadap pekerjanya. Namun, menurut saya, pensiun dini harus diberikan untuk beberapa orang dan dalam situasi tertentu. Sebagai contoh, ketika seorang pekerja mengalami masalah kesehatan pada tubuhnya, seperti penyakit kanker yang perlu diobati secepatnya, maka ia harus mendapatkan pensiun dini dari perusahaan. Dengan demikian, hal ini akan menjadi win-win solution bagi keduanya. Jika seorang pekerja bekerja dalam kondisi yang buruk, maka akan berakibat buruk pula pada pekerjaannya.

Selain masalah kesehatan fisik, kesehatan mental juga bisa menjadi alasan seseorang untuk pensiun dini. Permasalahan kesehatan mental bukanlah suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Dibutuhkan banyak upaya untuk mengurangi dampaknya, atau pulih sepenuhnya dari hal tersebut. Depresi, stres, dan bipolar adalah contoh masalah kesehatan mental.

Berdasarkan pengalaman pribadi saya, teman saya pernah mengalami depresi dan hal tersebut mengganggu aktivitas pekerjaannya. Dokter menganalisis bahwa depresi terjadi akibat kerja lembur dan terlalu banyak tekanan dari atasannya. Teman saya membutuhkan banyak bantuan dari keluarga dan teman-temannya untuk mengatasi depresi yang dialaminya. Selain itu, ia memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk pulih sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline