Komunikasi menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu organisasi, baik personal ataupun profesional. Organisasi personal yang dimiliki oleh semua orang adalah sebuah keluarga.
Dalam sebuah keluarga, terdapat dua peran yaitu orang tua dan anak-anak. Perkembangan seorang anak dapat ditentukan oleh berbagai faktor seperti didikan oleh orang tua, pergaulan dengan teman-teman sebaya, dan juga pengaruh media sosial. Didikan orang tua menjadi hal yang kini disorot oleh publik untuk perkembangan anak di masa depan. Hasil dari didikan orang tua melalui komunikasi mereka terhadap anak dapat dilihat melalui kesehatan psikologi dari anak-anak tersebut.
Ada sebuah keluarga yang mempunyai anggota yang lengkap, ada ayah, ibu dan dua anak, terasa mempunyai keluarga cemara yang sempurna. Namun ada pula keluarga yang mengalami berbagai kesulitan sehingga disebut sebagai keluarga yang kacau atau broken home.
Anak-anak yang terlahir dari keluarga yang kacau mendapat panggilan sebagai anak broken home. Panggilan tersebut membuat hati anak menjadi tercabik-cabik dan timbul rasa tidak percaya diri dalam diri mereka. Rasa iri terhadap anak dari keluarga cemara juga tidak sedikit ditemui di kehidupan sehari-hari. Setiap saat mereka membanding-bandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan anak lain yang memiliki keluarga yang lebih harmonis. Hal ini membuat psikologi mereka menjadi tidak sehat.
Menurut katadata.co.id, psikologi merupakan sebuah ilmu yang dapat meneliti perilaku, mental, dan pikiran seseorang. Melalui ilmu psikologi, kita dapat memahami dan menjelaskan perilaku seseorang secara logis. Anak-anak mengalami pertumbuhan sebelum menjadi dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan psikologi mereka berpengaruh dalam tingkah laku yang mereka tunjukkan di masa depan. Apabila seorang anak mengalami kesulitan dalam mengatur kesehatan psikologisnya, maka anak dapat mengalami kesusahan dalam kehidupannya baik dalam dunia personal ataupun profesional.
Oleh karena itu, untuk mengembangkan kesehatan mental dan psikologis yang baik pada anak, peran orang tua menjadi sangat penting terutama dalam berkomunikasi sehari-hari. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat menciptakan keharmonisan dalam hubungan keluarga.
Lembaga riset Populix mengeluarkan hasil survey yang sudah dilakukan, dimana terdapat 52% masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental (Santika, 2022). Hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) juga menyatakan bahwa gangguan mental seperti gangguan kecemasan dialami oleh remaja dengan persentase sebesar 3,7% dan diikuti dengan gangguan lainnya.
Mirisnya, walaupun orang terdekat yaitu pengasuh sudah mengetahui mengenai gangguan mental yang dialami oleh anak, 43,8% melaporkan bahwa mereka tidak mencari bantuan mengenai hal tersebut, dan hanya berpegang pada bantuan teman-teman beserta keluarga lainnya (Gloriabarus, 2022).
Meskipun pemerintah sudah menyediakan berbagai fasilitas bantuan untuk gangguan mental anak-anak, hanya sedikit dari mereka yang mencari bantuan profesional.