***
"Nah berarti secara ga langsung artikel itu bener dong, Raisya dulunya adalah seorang pembuli?" Ucap seorang itu tadi. Teman-teman yang lainnya langsung berbisik-bisik. Raisya kalah telak. Kini ia akan dijauhi dan menjadi sendirian.
Ah, aku merasa senang sekali. Kini mereka semua memihakku, tanpa ada yang akan membuliku lagi.
Tak disangka-sangka, Raisya Menangis. Semua yang melihatnya terkejut. "Aku sudah berusaha menjadi yang terbaik, tapi kalian malah menuduhku begitu. Mira, aku minta maaf karena dulu aku sejahat itu sama kamu. Kita sekarang bisa temenan lagi kan? Aku ga punya teman sebaik kamu Mira." Ucapnya dengan tersedu-sedu.
Aku hanya diam tidak menanggapi. Ia melanjutkan lagi, "mereka semua palsu Mira! Mereka cuma mau manfaatin aku. Ga ada yang sebaik kamu Mir."
Aku terdiam. Aku sudah muak dengan perilakunya kepadaku dulu. "Astaga, iya kah? Jadi kamu memalak uangku setiap hari hanya karena aku baik? Bukannya kamu yang memaksaku untuk memberikan uangku kepadamu? Dasar tukang cari perhatian."
Wajah Raisya merah padam. Ia tak terima, langsung saja membalas Mira dengan kata-kata yang menyakitkan. "APA KATAMU?! Siapa bilang aku tukang cari perhatian?! Ngaca dong! Kamu sendiri sengaja pakai pakaian terbuka gitu buat mancing perhatian cowo kan! Pantas saja tidak ada yang mau berteman denganmu. Dasar manusia rendahan."
"CUKUP. DIAM KALIAN!" Salah seorang anggota kelas maju melerai kami. Ia menyuruh Raisya diam, namun tak bisa.
"Jangan harap kamu bisa hidup tenang setelah ini, dari dulu mencari perhatian saja kerjaanmu. Selalu iri dan haus perhatian, bahkan sampai berbohong, menambah kurangi cerita dan menyebar gosip-gosip aneh mengatasnamakan Raisya, namaku sendiri!" Ucap Raisya sambil tersedu-sedu.
"Memang benar, seharusnya kita tidak pernah bertemu. Seharusnya aku tidak menolongmu saat dibuli dulu, mungkin nasibku bisa lebih baik dari ini." Tambah Raisya, suaranya bergetar. "..Dan seharusnya aku tahu lebih awal, bahwa kamu memang memiliki gangguan kepribadian."
Sementara itu, Arez, orang yang tadinya memprovokasi Raisya sedang berpikir. "Diaz, menurutmu ada ya janggal ga diantara mereka berdua?" tanya Arez.