Lihat ke Halaman Asli

Cemara Udang Belum Mampu Menahan Abrasi

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412050630574478374

Bantul – Hantaman ombak besar yang melanda pantai selatan Yogyakarta beberapa tahun ini mengakibatkan abrasi parah di sepanjang pesisir pantai selatan Bantul, salah satunya di Pantai Kuwaru Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Abrasi yang terjadi sepanjang tahun 2008 – 2014 ini dirasa sebagai abrasi besar-besaran karena mampu mengikis daratan dengan cepat.

Seperti yang terjadi di lahan pengembangan dan penelitian pasir pantai milik perusahaan teknologi ekosistem, PT Indmira. Lokasi agrokomplex yang dikembangkan untuk komoditas tanaman pertanian juga terkena imbas dari hantaman ombak besar yang mengakibatkan abrasi. Lokasi yang dibagi ke dalam blok-blok untuk beberapa jenis tanaman, pada awal berdirinya tahun 1999 berjarak 500 - 510 meter dari bibir pantai. Kini jarak bibir pantai dengan daratan di lahan penelitian PT Indmira hanya sekitar 5 – 10 meter saja akibat abrasi yang terus menerus terjadi. Dalam waktu 13 tahun sudah terjadi abrasi kurang lebih sepanjang 500 meter.

Sebelumnya, kondisi pantai Kuwaru landai dan jauh dari daratan, namun semenjak adanya abrasi yang tidak terkendali, ombak laut semakin mendesak daratan. Jarak bibir pantai menjadi semakin dekat dengan daratan, dan kondisi bibir pantai bekas barasi menjadi sangat curam.


[caption id="attachment_362755" align="aligncenter" width="300" caption="cemara udang yang bertumbangan dan mulai mengering akibat hempasan gelombang laut"][/caption]

Ketika fenomena supermoon terjadi pada bulan Agustus lalu, dalam waktu yang bersamaan abrasi terbesar juga terjadi di Pantai Kuwaru. Ketinggian ombak mencapai hingga 5 meter. Fenomena Supermoon, adalah fenomena dimana lokasi bulan akan mencapai jarak terdekat dengan bumi. Hal ini akan memicu gelombang pasang air laut pada musim Bulan Purnama menjadi lebih tinggi daripada Bulan Purnama lainnya. Terjangan ombak yang besar sudah mulai mengenai lahan penelitian dan pengembangan pasir pantai PT Indmira, dimana ombak sampai ke blok tanaman cemara udang. PT Indmira sebagai pelopor penanaman cemara udang untuk green belt di sepanjang pantai Kuwaru, Pandansimo, dan pantai Baru mulai menanam cemara udang pada tahun 2001. Sebelumnya, terjangan ombak tidak pernah sampai ke lahan penelitian.

“Gelombang besar yang terjadi bulan lalu telah menumbangkan puluhan pohon cemara udang, padahal cemara udang tersebut kami tanam sebagai tanaman wind barrier dengan tujuan menanggulangi terjadinya abrasi” tutur Bintari Rochim, Direktur Research & Development PT Indmira”. Abrasi terjadi setelah munculnya gelombang pasang. Pasir yang terseret ombak tidak mampu ditahan oleh cemara udang, bibir pantai menjadi semakin bergeser ke daratan.

Puluhan cemara udang yang ditanam 4 sap, kini hanya tersisa menjadi 2 sap saja, 2 sap lainnya tumbang dan hanyut terbawa ombak. Bahkan, 2 sap yang tersisa pun juga sudah dalam tahap kritis karena sudah turut terkena paparan gelombang laut. Batang-batang sisa cemara udang yang tumbang dan beberapa batang lainnya yang berada di bibir pantai karena terbawa ombak menjadi pemandangan di sepanjang pantai Kuwaru. Sebagian cemara udang lainnya juga mulai mengering dan hampir mati karena sapuan ombak.

Ternyata cemara udang belum mampu menahan kuatnya gelombang air laut di pantai Kuwaru yang mengakibatkan pengikisan daratan. “Karakteristik cemara udang memiliki perakaran dangkal yang tidak mampu menahan pasir, pasir yang menerpa akibat terjangan ombak menjadikan sela-sela akar menjadi berongga, yang kemudian menjadikannya mudah hanyut dan tumbang karena tidak mampu menahan kuatnya ombak”, jelas Bintari Rochim. Inilah yang menjadikan cemara udang belum mampu berfungsi sebagai tameng yang menahan gelombang agar tidak semakin mengikis daratan di pantai. Cemara udang yang difungsikan sebagai penahan, justru tumbang karena tidak kuat terkena sapuan ombak, sehingga pengikisan daratan dapat terjadi dengan mudah. Hal inilah yang menjadikan abrasi tidak dapat dicegah.

Jika gelombang besar terus terjadi, cemara udang tidak mampu menahan, bukan tidak mungkin lagi jika semakin lama cemara udang di pesisir pantai akan habis. Seluruhnya akan tumbang dan menghilang. Jika seluruh cemara udang hilang, kekhawatiran yang terjadi adalah gelombang air laut bisa semakin mudah menerjang daratan. Jika dalam waktu 13 tahun sudah saja abrasi sudah mengikis 500 meter daratan, bisa dibayangkan untuk puluhan tahun berikutnya, lama kelamaan daratan akan semakin habis terkikis gelombang laut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline