Lihat ke Halaman Asli

Pamanku dan Isyarat kematian

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327792219934655897

[caption id="attachment_157958" align="alignnone" width="402" caption="Ilustrasi "][/caption] An, Tua Taher sudah meninggal. Sms yang masuk di hpku. Tua Taher adalah kakak dari Aba saya, wajahnya sangat mirip dengan Abaku. Beliau juga sangat dekat dengan saya. Teringat  Februari tahun kemarin,  kami menghabiskan waktu malam hanya bersoal jawab masalah Tasawuf. Sampai sekarang masih terngiyang-ngiyang dibenakku pertanyaan beliau dikala itu. "An, Kenapa disetiap doa meminta agar dimudahkan  saat sakaratul maut?". Saya tidak menjawabnya, karena saya yakin beliau hanya mengetes saya. Tau ngg kenapa? Karena sakaratul maut itu sakit, sebagai mana kambing ketika dikuliti cetusnya. Makanya Nak, kita perlu memohon agar dimudahkan ketika sakaratul maut, beliau membahasnya sengat detail. Tak menyangka, pertanyaan beliau adalah isyarat, akan meninggalkan dunia selama-lamanya. Hari ini beliau menghembuskan nafas terakhir,  untuk menghadap  Sang pencipta jagat raya ini. Ana uridu wa'anta turidu Allahu yaf'alu ma yurid. kita hanya membuat rencana. Tapi Allah jualah yang menentukan setiap keinginan kita. Semoga, Pamanku sekaligus Guruku, mendapat tempat yang layak disisi Allah SWT. Darimu kami berasal dan kepada kamu jua kami kembali. Inna lillahi wainna ilayhi rajiun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline