Lihat ke Halaman Asli

Sumire Chan

www.rumpunsemesta.wordpress.com

Implementasi Budaya Positif di Sekolah Melalui Kesepakatan Kelas

Diperbarui: 27 Oktober 2022   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Sumiyati

           CGP Angkatan 6 Kabupaten Cianjur

A. Latar Belakang

Pendidikan diyakini sebagai suatu proses tempat tumbuh dan berkembang untuk memanusiakan manusia. Di dalamnya mencakup sekolah untuk dijadikan wadah yang harus menciptakan kenyamanan dan memberikan kemerdekaan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Sekolah harus mampu menciptakan suasana yang penuh dengan kehamonisan dan pembiasaan positif.

Namun demikian, keadaan di lapangan tentu tidak demikian. Masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memerdekaan dan menuntun siswa. Pada umumnya siswa masih terkekang dengan budaya negatif. Bahkan ada sebuah guyonan yang mengatakan untuk apa ada aturan jika tidak dilanggar. Hal tersebut bisa terjadi mungkin salah satu alasannya bisa disebabkan karena bentuk konsekuensi yang berat dari tidak diataatinya sebuah aturan.

Feedback dari sebuah kesalahan yang dilakukan siswa juga terkadang berpusat pada bentuk hukuman yang lebih terkesan mempermalukan tanpa ada efek jera dan perbaikan. Akibatnya peserta didik melakukan kebaikan hanya pada saat di sekolah atau hanya pada saat di depan orang yang lain seperti di depan guru saja. Hal ini bisa terjadi karena Keteraturan yang mereka lakukan tidak berasal dari kesadaran dan lubuh hati. Keteraturan tersebut bukanlah sebuah kebiasaan akan tetapi ketakutan dan mencari perhatian.

Keberadaan sekolah sudah seharusnya menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya khususnya siswa untuk melakukan budaya positif. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara berkelanjutan. Bagaimanapun semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif tersebut. Pembiasaan positif yang merupakan budaya positif akan menjadi budaya sekolah. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan menjadi kekhasan. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam seluruh kegiatan sekolah, baik dalam pra pembelajaran, proses pembelajaran ataupun di luar kelas.

B. Tujuan

  • Menumbuhkan budaya positif dengan kesepakatan kelas.
  • Menumbuhkan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada diri peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
  • Membiasakan peserta didik untuk menanamkan nilai-nilai profil pelajar pancasila dalam keseharian.

C. Tolak Ukur

  • Siswa mampu membuat kesepakatan kelas yang dipasang dinding kelas.
  • Siswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai profil pelajar pancasila secara sadar dan berkelanjutan dalam proses belajar.
  • Siswa dapat mengamalkan nilai-nilai profil pelajar pancasila dalam lingkungan sekolah.

D. Linimasa tindakan yang dilakukan

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan, antara lain:

  • Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah meliputi kepala sekolah, guru, peserta didik, dan tenaga kependidikan terkait disiplin positif, kesepakatan kelas dan profil pelajar pancasila.
  • Menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya kesepakatan kelas.
  • Memfasilatasi peserta didik untuk membuat kesepakatan kelas.
  • Kesepakatan kelas yang telah disepakati selanjutnya ditandatangani seluruh warga kelas dan dipasang di dinding kelas.
  • Sosialisasi kepada seluruh peserta didik baru tentang penumbuhan karakter dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat.
  • Menumbuhkan, menanamkan dan membiasakan nilai-nilai profil pelajar pancasila dan kegiatan sekolah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline