Lihat ke Halaman Asli

Sumire Chan

www.rumpunsemesta.wordpress.com

Terasi, Antara Cita Rasa dan Sejarah yang Tak Biasa

Diperbarui: 9 Januari 2022   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

viva.com

Pernahkah Anda makan sambal terasi? Sensasi apa yang Anda rasakan tatkala menikmati sambal terasi?

Aroma dan cita rasa dari olahan makanan dengan bumbu terasi ditemani dengan nasi hangat tentu akan sangat nikmat nan lezat. Berbicara terasi di Indonesia, tidak akan terlepas dari Kota Cirebon sebagai salah satu daerah penghasil terasi. .

Bumbu masak yang dibuat dari ikan dengan tambahan udang rebon yang difermentasikan, dibentuk seperti adonan atau halnya pasta berwarna hitam, merah atau kadang-kadang coklat. Aneka varian warna tersebut karena telah ditambah dengan pewarna atau tambahan lain. Proses pengolahan terasi terjadi dalam proses fermentasi, penumbukan sampai dengan penjemuran kurang lebih selama 20 hari. Dalam prosesnya garam digunakan sebagai bahan pengawet.

Ciri unik dengan bau yang tajam merupakan ciri khas terasi yang menjadikannya bumbu masak popular di kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan. Tidak hanya digunakan sebagai pelengkap olahan sambal, kini terasi juga digunakan sebagai penyedap beragam masakan resep tradisional Indonesia.

Tahukan Anda darimana terasi berasal?

Ada sebuah hal yang menarik tentang cerita terasi. Jika selama ini kita mengenal terasi sebagai bumbu masakan penyedap rasa, bagaimana dengan sejarahnya?

Setiap asal usul suatu makanan pasti mempunyai sejarah tersendiri, begitu pula dengan terasi yang tak kalah beken menjadi primadona bagi para pelancong saat berkunjung ke kota Cirebon.  

Bumbu terasi memiliki sejarah panjang. Sejak era Padjajaran, jauh sebelum lahir Kesultanan Cirebon, terasi menjadi upeti dan komoditas penting. Terlebih di era kejayaan Kesultanan Cirebon hingga sekarang.

Dalam sejarah Cirebon, terasi berasal dari kata asih yang diberi imbuhan ter-. Kata "asih" sendiri dalam Bahasa Sunda bermakna cinta atau halnya suka. Dengan demikian jika kata asih diberi imbuh ter-, maka akan menjadi kata terasih yang artinya sangat dicintai atau sangat disukai. Karena bahasa selalu mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman, begitupun dengan kosa kata bahasa yang seringkali mengalami pengurangan atau penambahan seperti kata terasih ini. Kata "terasih" tersebut mengalami pengurangan suku kata sehingga menjadi kata "terasi".

Terasi pada awalnya merupakan bumbu masakan sebagai bentuk penyedap rasa yang diciptakan oleh Pangeran Walasungsang, salah satu pendiri Cirebon. Hal ini bermula karena kebiasaanya yang sering mencari udang rebon. Kemudian hasil dari tangkapannya tersebut diolah menjadi terasi.

Raja Kerajaan Galuh (Sunda Timur) sangat menyukai bumbu masakan terasi ini. Oleh sebab itu, dalam cerita sejarah Cirebon disebutkan Raja pernah marah pada pelayan kerajaan dikarenakan makanan yang disediakan tidak dibumbui terasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline