Lihat ke Halaman Asli

Isu sebagai Motivasi Transaksi Saham di Pasar Modal

Diperbarui: 17 Juli 2018   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock.com

Nilai tukar rupiah dalam transaksi  di Jakarta pada Kamis pagi, 28 Juni 2018, turun 28 poin menjadi 14.207 dari 14.179 per dolar Amerika Serikat. "Belum beranjaknya sentimen yang sama dari sebelumnya terkait dengan potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Cina membuat laju pergerakan rupiah terimbas pergerakan valas global," (Tempo.Co, Kamis, 28 Juni 2018).

Isu yang membuat suatu ketidakpastian bagi investor. Investor wajib berhati-hati dalam melakukan transaksi saham di pasar modal agar tidak mengalami kerugian besar. Untuk menghindari ketidakpastian dalam bertransaksi saham, para pakar berusaha untuk menciptakan berbagai macam teori untuk memberikan keuntungan bagi investor. Teori-teori dapat menjadi alat analisa yang cukup canggih.

Dalam melakukan analisa saham di pasar modal, investor menggunakan teori tertentu untuk memprediksi perkembangan nilai saham di pasar modal. Teori ini memerlukan informasi full disclosure. Perusahaan publik wajib menyerahkan seluruh informasi kepada masyarakat investor melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seluruh investor tidak dapat mengambil kesempatan dari perbedaan dalam mengetahui informasi. Permasalahannya, faktor apa  yang dapat menggerakkan investor melakukan transaksi lebih dahulu?

Karakter Informasi

Di dalam analisa Efficiency Market Hypothesis (EMH), Pasar modal memiliki strong form dari EMH yang menunjukkan informasi yang dimiliki dianggap telah merefleksikan semua informasi masa lalu. Ada semi strong dari EMH yang menunjukkan informasi publik saat ini telah termasuk dalam seluruh informasi yang terbaca di pasar modal. Investor yang  menggunakan informasi masa lalu tidak dapat mengambil keuntungan dari informasinya. 

Tentunya analisa teknis bertentangan dengan market efficiency hypothesis. Sementara itu penggunaan informasi pribadi yang belum dipublikasi dianggap sebagai weak form dari EMH. Investor tidak dapat menggunakan informasi pribadi karena penggunaannya dibatasi oleh hukum.

Dengan demikian pendekatan analisa fundamental menjadi tidak berguna karena informasi di pasar modal telah mencerminkan seluruh informasi secara akurat di dalam pasar modal.

Nyatanya, EMH juga memiliki kelemahan. Di dalam pasar yang efisien, investor memiliki asumsi yang berbeda. Investor dapat mengevaluasi nilai saham di pasar modal  lebih tinggi atau investor lainnya dapat mengevaluasi nilai saham di pasar  modal lebih rendah. Hal ini akan mencapai hasil yang berbeda. Selain itu, keuntungan investor tidak selalu sama di dalam pasar modal yang efisien. 

Faktanya, setiap investor tidak memiliki keuntungan yang sama di dalam transaksi saham yang sama. Logikanya, satu investor mendapatkan keuntungan tidak mengakibatkan seluruh investor mendapat keuntungan dari transaksi saham yang sama. Di dalam praktek Warren Buffet, investor dapat mengalahkan pasar modal. 

Meskipun pasar modal telah mencapai pasar yang efisien. Penerapannya investasi jangka panjang yang menggunakan indeks dana secara keseluruhan, sehingga kenaikan dan penurunan nilai saham berdasarkan seluruh keuntungan dan kerugian perusahaan, bukan investasi jangka pendek yang lebih rumit peristiwanya. Sayangnya Buffet tidak memperhitungkan investor yang hanya dapat  berinvestasi dalam jangka waktu yang singkat sehingga emosi ikut serta di dalam transaksi saham.

Analisa Fundamental dan Teknis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline