Lihat ke Halaman Asli

Mempertahankan Kebohongan?

Diperbarui: 16 September 2024   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


Mempertahankan kebohongan, bisakah? L Jawabnya bisa saja sebatas waktu tertentu.  Itupun bukan berarti orang tidak tahu, tp lebih banyak tdk peduli atau terpaksa diam dalam pengetahuannya yg benar, atau dipaksa diam utk tidak koordinasi bicara krn tidak bagus berbicara kejelekkan orang lain, bahkan ada yg bilang bhw itu aib.  Hahahaaa itu bukanlah aib seseorang yg tdk boleh dibicarakan seperti cacat tubuh dan sebagainya. Atau mmg kita dibuat tdk berdaya dgn budaya mabuk atau ngobat seperti itu?  Haruskah budaya penyalahan obat spt itu kita terima saja spt budaya merokok atau ngopi?  Tp bbrp pihak mengklaim bhw ngopi dan merokok itu masih ada manfaatnya bagi kesehatan, karena umurnya sdh lama dan hampir seumur manusia itu sendiri.  Dampak kopi dan rokok hanya jelek kpd mereka yg mmg tubuhnya tdk bisa menerimanya.  Faktanya rokok dan kopi menjadi komoditi yg laku keras dan juga dipromosikan utk kesehatan.  Lalu bagaimana dgn narkotika?  Sebagian orang bisa juga berdalih bhw itu mmg obat yg mmg berguna utk menghilangkan rasa sakit, spt orang mabuk utk menghindari persoalan hidup dan atau bergaya modern dgn ikut meminumnya.  Tapi gadget dan game atau judi online itu ternyata bermasalah krn membuat ketergantungan.  Dia bukan makanan atapun obat, tapi membawa juga masalah rupanya. Dan banyak lagi persoalan perilaku yg menyimpang spt gila, hipersex, lgbt atau homoseksual?  Apakah semua akan kita biarkan,? Apalagi dalam kebutuhan mencari seorang pemimpin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline