Konservasi adalah satu gerakan Masyarakat utk menjaga semua apa yg kita punya (keep what we have), baik itu sumber daya alam ataupun sumber daya hutan atau flora dan fauna scr umum.
Konservasi berarti juga pemeliharaan agar tetap utuh dan tumbuh. Tujuannyapun sangat mulia, yaitu utk kesejahteraan manusia dan mencegah kerusakan lingkungan. Ternyata kerusakan alam sejalan dgn tumbuhnya gerakan konservasi itu sendiri, yaitu sejak dimulainya revolusi Budaya (manusia msh nomaden) , revolusi pertanian (mulai bercocok tanam dgn menetap) dan revolusi Industri dimana mulai muncul bahan2 kimia dan teknologi, sehingga sumber daya alam semakin langka dan rentan, banyak jenis yg punah atau menjadi kritis. Revolusi industri ditandai dgn munculnya Chin saw sejenis gergaji mesin utk menebang kayu. Di era ini juga terjadi pemanasan global yg menjadikan air laut naik/es di kutub mencair.
Seyogyanya konservasi itu berasal dr timur (India dan banyak negara di Asia spt Indonesia), dikarenakan raja2 dulu dan banyak kerajaan di nusantara telah terbiasa melestatikan hutan dan alam utk kepentingan berburu dan memancing bagi para putra mahkota raja, tapi sekarang kita mempelajari konservasi dr barat. Dan pemahaman konservasi yg dulu itu begitu horor, kini telah berubah dan lebih menyenangkan karena masuk unsur pengelolaan atau pemanfaatan. Kita mengenal istilah National Park atau Taman Nasional, zona inti yg sering kali berupa Cagar alam (nature reserves) ataupun suaka margasatwa (wildlife sanctuary) dan sebagainya
Masyarakat dunia sempat terbagi menjadi kelompok yg optimis yg menyukai teknologi dan yakin bhw teknologi akan dapat mengatasi kelangkaan sda, sedangkan kelompok yg pesimis disebut sbg konservatif yg tdk percaya bhw teknologi akan dapat mengatasi kelangkaan sda atau kelompok yg khawatir hutan akan rusak/hilang. Padahal mrk yg optimis bilang kalau kayu habis, ganti aja dgn baja ringan atau kayu buatan. Kelompok pesimis berkilah kalau Orangutan punah apakah akan kalian ganti dengan orangutan buatan, atau gimana? boneka Orangutan donk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H