Lihat ke Halaman Asli

Ibu Kota Selalu Panas

Diperbarui: 29 Maret 2024   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena dari Jakarta akan dipindahkan ke ikn di penajam Kalimantan Timur, maka calon ibukota tersebut tdk kalah panasnya dgn jakarta. Kota2 di Kalimantan panas banget, lebih panas dr Jakarta.  Lihat saja grs khatulistiwa pontianak dekat sekali ke grs equator tsb dan penajam yg cukup jauh juga puaaanas sekali.  Siapa gerang pembisik Jokowie? Pastilah mereka tdk punya selera yg tinggi dan ingin ibukota baru lebih panas drpd jakarta.

Kalau ide saya sebaiknya ibukota dipindah ke Long Bawan Kalimantan Utara yg dingin dan sejuk dan dekat dgn perbatasan dgn Sabah, malaysia. Kalau disana pasti para anggota legislatif berlomba utk pindah dan kalau perlu mrk siap membangun villa2 mewah dan megah. Tdk spt sekarang mrk kelihatannya ogah pindah ke ikn nusantara, penajam paser utara di Kalimantan Timur. Kecuali dipaksa atau terpaksa baru mrk akan rame2 pindah dgn memboyong keluarganya, tapi siapa yg bisa larang kalau nanti sebagian akan kembali lg seperti kata lagu koes Plus ke Jakarta aku kan kembali
I

bukota selalu panas karena diletakan pd hotspots yg merupakan daerah pertemuan banyak persoalan dr mulai konservasi sampai masalah2 politik yg kian lama kian memanas. Jakarta menjadi panas krn masalah politik, sedang ikn nusantara belum bgt panas kata orang, kecuali kesadaran akan kesalahan memberi persetujuan pertama kali sudah disadari.  Jgn salah kalau kaltim tdk setuju banyak provinsi lain yg berminat, seperti kalsel dan kalteng. Bahkan mungkin kalbarpun berminat padahal kota Pontianak yg disebutkan td pas dilewati grs khatulistiwa?

Entah apa dasar pemilihannya? Padahal pake dilombakan segala tapi yg dilombakan hanyalah disain dan tata kota baru tersebut termasuk bagaimana menjadikannya forest smart capital city ke depannya yg berarti hrs menghutankan kembali areal tsb krn sebagian besar sdh dikuasai pengusaha tambang, hutan tanaman industri dan sawit.  Gak masuk akal yah?

Sudah terlambat kah.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline