Lihat ke Halaman Asli

PMII dan Perjuangan di Masyarakat

Diperbarui: 1 Februari 2017   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lima dekade lebih sudah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berdiri. Gerakan dan perjuangan sahabat-sahabat PMII dalam memperjuangkan cita-cita PMII di bumi nusantara ini, hingga saat ini terus terjaga dan diestafetkan dari generasi ke generasi. Kota Pahlawan (Surabaya) sebagai saksi dimana semangat para pendiri PMII yang tak pernah luntur dari sejak 21 Syawal 1937 Hijriyah atau bertepatan dengan 17 April 1960, hingga saat ini masih tetap bergelora, dan akan terus terjaga dalam memperjuangkan cita-cita tujuan PMII didirikan.

“Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”

Menghadapi era global, dimana persaingan kualitas diri menjadi penentu utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, PMII harus dapat menyesuaikan diri agar tak tergerus oleh zaman. Tanpa harus meninggalkan budaya positif yang ada, PMII harus mulai melebarkan sayap dengan menciptakan budaya baru yang lebih progresif.

Persoalan kaderisasi selalu menjadi wacana yang tak pernah putus dalam setiap tingkatan struktural yang ada di PMII. Dari mulai tingkat yang terendah (Pengurus Rayon) hingga tingkat tertinggi (Pengurus Besar). Berbagai model pengkaderan terus diasah dan diperbarui guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas intelektulitas sahabat-sahabat PMII yang tetap berpegang teguh dalam bingkai Islam Ahlus-Sunnah wal Jama'ah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Budaya kajian atau diskusi dalam memperdalam keilmuan atau mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang senantiasa masih terjaga, harus tetap dijaga. Bahkan, harus lebih ditingkatkan. Begitupun, aksi demonstrasi untuk memperjuangkan atau menolak kebijakan pemerintah yang dirasa tidak sesuai menurut pandangan sahabat-sahabat PMII, harus tetap dilakukan. Sebab, perjuangan tanpa adanya pengorbanan adalah sebuah hal yang mustahil diwujudkan.

Namun, yang menjadi pertanyaan dan persoalan dalam diri penulis saat ini, dan mungkin menjadi pertanyaan dan persoalan yang juga ada pada diri sahabat-sahabat PMII, mengapa PMII tidak terjun langsung dari tingkatan strata sosial yang paling dekat dengan sahabat-sahabat PMII dan memperjuangkan persoalan yang nyata (rill) ada dihadapan sahabat-sahabat PMII?

Memperjuangkan dan mempertahankan cita-cita kemerdekaan Indonesia bukanlah hal yang mudah. Negara-negara yang memiliki kekuatan (power) yang lebih besar dari negara lainnya, tak terlepas dari kekuatan yang dimilikinya dalam politik dan perekonomian. Kekuatan dalam dua hal tersebut, menjadi modal utama dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Persoalan politik yang cenderung elitis dan kurang merakyat, tetap harus diperjuangkan. Namun, persoalan perekonomian menurut penulis adalah hal yang lebih penting dan lebih mudah dijangkau oleh sahabat-sahabat PMII untuk diperjuangkan.

Kesejahteraan yang belum merata di Indonesia, merupakan persoalan nyata yang dapat dilihat dengan “mata telanjang” dan tersaji di hadapan sahabat-sahabat PMII dimanapun berada. Dari Sabang-Merauke, masyarakat masih berkutat dalam mencari penghidupan yang layak setiap harinya.

Hal tersebut, sepatutnya dan sewajarnya menjadi lokus perjuangan sahabat-sahabat PMII. Sebab persoalan kesejahteraan dalam perekonomian masyarakat, nyata ada di sekitar tempat sahabat-sahabat PMII berada.

PMII Penggerak Kemandirian Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat

Menjadi penggerak, bukan hanya berdiskusi dan berdebat terkait apa yang harus dilakukan. Menjadi penggerak adalah bagaiman sahabat-sahabat PMII terjun langsung menjadi aktor utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline