Lihat ke Halaman Asli

“Perjalanan Hidup”

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebelum kau jauh melangkah manjakanlah dirimu di kesunyian hutan ditemani dengan hembusan angin yang mesra… suara-suara binatang yang nakal, nyayian daunan yang merdu, alunan suara dari rerantingan yang saling beradu memecah kusunyian hari ditambah lagi aroma sejuk tanah yang tertutup oleh dedauanan kering menambah semaraknya didalam jiwa….

Kini saatnya tiba dimana …
Liku perjalanan hidup kadang membosankan, begitu banyak krikil-krikil kecil yang menghadang... terkadang sering kali kita terjatuh olehnya.... pada dasarnya hidup ini indah dilihat dari segimana kita memandangnya... suka, tawa, canda & bahagia merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan ... namun orang sering lupa dikala ia bahagia, akan ada setumpuk duka yang akan menghampirinya... dari itu bersyukurlah atas nikmat hidup yang kau rasakan...
Memang tak ada manuasia yang sempurna dalam menjalankan hidup ini.... tapi manusia yang sempurna adalah manusia yang mau menjadikan kekurangannya sebagai suatu kelebihan dan mau mengakui kelemahan dirinya....

Yah inilah manusia seperti burung yang terbang slalu mengingin kebebasan, tapi kebebasan seperti apa yang mereka inginkan, ada yang bisa menjawab dan ada juga yang terdiam termangu tak ada sedikitpun menemukan jawaban atas apa yang ditanyakan….

Manusia-manusia sudah diberikan kebebasan tapi tak bisa memanfaatkan kebebasaan itu malah mereka bebas jauh melampaui batasan padahal yang diberikan bebas tapi bertangung jawab.

Cobalah kita lihat hamparan langit yang luas dari setiap sudut yang tak memiliki tepi tetapi berputar dalam satu putaran dan kembali pada satu titik dimana kekuatan Haq lah yang menjadi penyangganya, sadarkah kita bagaimana jika kita tidak diberikan sedikit pun kekuatan untuk berdiri diatas muka bumi ini bisakah kita berdiri, bisakah kita menikmati indahnya cakrawala, bahkan matahari yang kita nilai panas bisa menjadi sejuk bila kita berteduh dibawahnya.

Hanya satu yang dapat kita lakukan bersyukur dan tak henti-hentinya kita memuja atas segala kebesarnya….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline