Lihat ke Halaman Asli

Menilik Sekilas Kereta Lampung

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

132764278735734835


BANDAR LAMPUNG-Menilik sekilas sejarah dunia per kereta apian yang ada di Lampung ternyata pembuatan stasiun pertama di Provinsi tersebut berada di kawasan kecamatan Panjang pada era tahun 1914, dikarenakan secara statik kawasan tersebut merupakan yang terdekat dengan dermaga bongkar muat pelabuhan penyeberangan kapal laut ke pulau Jawa masa kolonial Hindia Belanda. Disusul dibangunnya stasiun keretaTanjung Karang pada tahun 1915 yang kini dijadikan sebagai setasiun kota. Barulah lokomotif uap pertama berkisar tahun 1919 memasuki provinsi yang dijuluki Sang Bumi Ruwa Jurai. Kala itu dipergunakan sebagai alat transportasi angkutan peertanian perkebunan, dengan mobilisasi jalur Panjang, Tanjungkarang, Kotabumi,Way kanan, Prabumulih dan Kertapati.

Dimasa perkembangannya usai kemerdekaan RI perusahaan kereta api tersebut dinamakan DKA sejak tahun 1950, lalu berganti PNKA tahun 1963, PJKA tahun 1971 Perumka 1990 dan kini menjadi PT KA persero sejak 1998. Untuk Lampung PT KA telah memiliki aset lokomotif antara lain 2 loko seri tua BB200 buatan tahun 1957 yang dipergunakan untuk langsir, CC201 buatan 1983 ada 6, CC202 buatan 1986 sampai 2008 sebanyak 48, CC203 buatan 2000 ada 4, CC204 buatan 2010 ada 6, sedangkan terakhir adalah lokomotif produksi EMD buatan tahun2011 yaitu CC205 seri terbaru penarik rangkaian batubara berkapasitas power 2000PK yang dibeli seharga 39 milyar. Dijelaskan oleh Wahyudi sebagai junior supervisor dipo lok. Khusus seri yang satu ini adalah satu satunya lokomotif terkuat di Indonesia. Kesemua dipelihara oleh divisi maintenance instruction, divisi yang bertanggung jawab melakukan pemeliharaan atau perawatan. Bentu perawatan yaitu skala harian 3 bulanan, 6 bulanan. Dan dalam 2tahun sekali harus overhoul rekondisi ke Balayasa Lahat. Lokomoti tersebut mayoritas produksi PT INKA bekerjasama dengan GM dan GE.

Pak Sabar yang mengawali dinasnya sejak 1981, kini menjadi kepala senior supervisor dipo lok dan KRD, mengurai soal pekerja perawatannya, Bahwa mereka berbekal pendidikan diklat traksi lintas diesel TLD1, TLD2 sampai 4. Pembagian divisi tersebut adalah untuk dipo induk sub divre III2 Tanjung Karang, dipo lok dan KRD kelas C Tarahan, sub dipo Baturaja. Total berjumlah 70 mekanik. Untuk jenis kereta angkutan berat batubara sendiri beroperasi sejak tahun 1983, semula hanya angkut sekali tarik 15 gerbong sekarang bisa mencapai 60 gerbong berkode KKBW. Jumlah ketersediaannya sendiri secara total ada 1884 gerbong seri KKBW yang mencakup regional Sumsel. Itu sudah menunjukkan bahwa PT KA mampu pada tahap grafik peningkatan berkat UU No 23 tahun 2007 tentang perkereta apian yang memberikan keleluasaan bahwa kereta sudah berbentuk persero.

Untuk penjelasan seputar layanan transportasi, Hi Zakaria selaku Humas sejak 2007 di PT KA Subdivre III2 Tanjung Karang mengungkapkan bahwa kini jumlah gerbong angkutan bisnis ada 18, ekonomi 13, eksekutif 4, KMP II ada 1, KMP III ada 1. Untuk jadwal keberangkatan penumpang mulai bergerak pukul 6:20 dan 08:30. Sementara malam hari KA Limex Sriwijaya yang melayani bisnis dan eksekutif berangkat pukul 21:00. Tarif penumpang kelas ekonomi15 ribu, bisnis 70 ribu, eksekutif 130 ribu. Selama perjalanan keamanan dijaga oleh 2 petugas polsuska berikut 1 orang aparat kepolisian. Kendala di perjalanan dituturkan oleh salah seorang petugas polsuska adalah seputaran penimpukan kaca oleh masyarakat juga pintu perlintasan yang sering diterobos oleh kendaraan.(CNKode)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline