Lihat ke Halaman Asli

Chandha Desi

Paper&Pen

Pengertian dan Dasar Filosofis HI

Diperbarui: 23 Oktober 2019   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut Jackson & Sorensen HI didefinisikan sebagai studi hubungan dan interaksi antara negara-negara, termasuk aktivitas dan kebijakan pemerintah, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, dan perusahaan internasional.

HI juga dapat dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar negara, melewati batas wilayah territorial. Bukan hanya saja negara sebagai aktor utama HI, namun terdapat LSM, akademisi, serta masyarakat luas yang trurt berperan dalam HI.

Sedangkan, proses terbentuknya ilmu HI ialah akibat dari perang dunia pertama (1914-1918). Perang yang memakan korban jutaan jiwa, membuat penduduk bumi takut akan kehancuran yang berulang-ulang.

Untuk menghindari perang selanjutnya dibentuklah disiplin ilmu hubungan inetrnasional di Universitas Wales, Aberystwyth pada akhir perang dunia I, tepatnya pada tahun 1919. Tujuan murni dibentuknya ilmu ini ialah untuk menemukan penyebab perang, sehingga dunia dapat menghindari bencana serupa dikemudian hari.

Pada abad ke-19 kaum idealis atau utopia juga menggagaskan concert (kesepakatan bersama). Hal ini akan melahirkan organisasi-organisasi internasional seperti league of nations (liga bangsa-bangsa), sebagai kritikan dari keseimbangan kekuasaan (the doctrine of the balance of power). HI sebagai ilmu social memiliki teori tersendiri, namun karena ilmu social maka ia sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu pasti lainya.

Menurut Maso'ed yang dimaksud dengan "teori" adalah suatu bentuk pertanyaan yang menjawab pertanyaan "mengapa", artinya berteori adalah upaya memberi makan pada fenomena yang terjadi.

Sedangkan McCain dan Segal mendefinisikan teori sebagai;

"serangkaian statement yang saling berkaitan (terdiri dari); 1. Kalimat-kalimat yang memperkenalkan istilah-isltilah yang merujuk pada konsep-konsep dasar teori itu; 2. Kalimat-kalimat yang menghubungkan konsep-konsep dasar itu satu sama lain; 3. Kalimat-kalimat yang menghubungkan beberapa sistem teoritis itu dengan sekumpulan kemungkinan objek pengamatan empiris (yaitu hipotesa).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline