Lihat ke Halaman Asli

Chamim Rosyidi Irsyad

nama pena: Chrirs Admojo

Guru: Berguru "Menjadi Kupu-kupu", Siapa Takut?

Diperbarui: 12 Februari 2021   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Chrirsadmojo

Menjadi kupu-kupu. Ada proses panjang yang mesti dilalui sebelum menjadi kupu-kupu nan indah menawan. Sebuah metamorfosis. Katak, nyamuk, lalat, semut, kumbang adalah sebagian makhluk yang mencapai dewasa menjalani metamorfosis. Bahkan lebah yang juga termasuk, dijadikan nama satu surat dalam Kitab Suci-Nya. Mengapa kupu-kupu? Mengapa dikaitkan dengan guru, aktivitas guru, atau profesi guru?

Kawan, awalnya tulisan ini terinspirasi oleh tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara. Dengan konsepsi merdeka belajarnya, beliau menciptakan taman-taman pendidikan. Tri pusat pendidikan. Dan seabrek konsep pengembangan pendidikan yang membumi untuk diimplementasikan di jagat persada nusantara. Kemudian, fokus yang saya pilih guru maka postingan sahabat Azzahra Rahmah pada 8 Februari 2021 pada website rumus.co.id. saya pinjam untuk menjadikan metafora keprofesian guru dalam tulisan saya berikut ini.

Kawan, menjadi kupu-kupu melalui tahap-tahap: telor, larva, pupa, dan imago. Nimfa tidak termasuk tahapan metamorfosis kupu-kupu. Nimfa terjadi pada tahapan metamorfosis tak sempurna, terjadi pada capung, misalnya. Kupu-kupu dikategorikan termasuk makhluk yang mengalami metamorfosis sempurna.

Sebelum memetaforakan proses profesi guru untuk mencapai tahap kesempurnaan dengan metamorfosis kupu-kupu, ada baiknya kita kenali kembali kehidupan kupu-kupu. Kupu-kupu sangat beragam warna sesuai spesiesnya. Namun, dari beragam warna itu, tabiatnya hampir sama.

Lazimnya kupu-kupu aktif pada siang hari. (Kecuali kupu-kupu malam, lho …, dan sepakat kita tak sitir di sini, ya). Kupu-kupu dapat terbang hingga 2 – 3 meter di udara. Namun, ini bergantung pada besar kecil sayapnya. Semakin besar sayap kupu-kupu, semakin tinggi jangkauan terbangnya kupu-kupu ini.

Kawan, demikian halnya dengan profesi guru. Pada umumnya, guru aktif menjalankan keprofesiannya pada siang hari. Meski hakikinya, para guru sering masih melanjutkan keprofesiannya pada malam hari: merefleksi proses pembelajaran siang harinya. Merancang pembelajaran untuk esok harinya. Mengoreksi hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran para siswanya. Memproses karya publikasi ilmiah atau pun karya inovatifnya.  

Ada pula guru yang telah bermitra hidup –bersuami/beristri– tak seprofesi, untuk  aktivitas malam ini ia sembunyi-sembunyikan. Agar tak mengurangi keharmonisan komunikasi berkeluarga, kemudian guru ini mulai beraktivitas malam sepanjang mitranya pulas dalam tidur nyenyaknya.

Guru. Semakin besar sayap-sayap pengetahuan, cakrawala, dan keprofesiannya, semakin tinggi kesempatan jangkauan pantauan dan pengembangan dirinya. Semakin jauh guru ini terbang merata hampir ke seantero nusantara bahkan manca negara. Untuk berbagi dan mengawinkan keterampilan dan cakrawalanya. Berbagi dan mengawinkan dengan pengalaman-pengalaman baik kawan-kawan sejawat seprofesinya.

Guru semacam ini rutin membelanjakan dari sebagian tunjangan profesinya untuk buku-buku dan sumber-sumber keperluan perluasan cakrawala keprofesiannya. Membaca buku-bukunya secara kritis hingga paripurna. Kualitas layanan pembelajaran kepada para siswanya pun semakin berkualitas. Dirasakan para siswanya.

Guru yang sedemikian ini tidak hanya menjadi guru idola para siswanya. Namun, guru ini dirindukan kehadirannya senantiasa. Bahkan oleh teman sejawatnya. Keindahannya menawan seindah kupu-kupu yang terbang dengan lincahnya di taman-taman sekolah dan taman rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline