Foto : Monumen Gerbong Maut di Alun-alun Kab.Bondowoso.
Sumber: Foto pribadi
Kabupaten Bondowoso secara geografis terletak pada koordinat 11348'10" - 11348'26" Bujur Timur dan 750'10" - 756'41" Lintang Selatan. Berada di wilayah Tapal Kuda , Jawa Timur karena diapit oleh daerah lainnya yaitu sebelah utara Kabupaten Situbondo, sebelah timur Kabupaten Banyuwangi, sebelah selatan Kabupaten Jember dan sebelah barat Kabupaten Probolinggo, sehingga wilayah Bondowoso tidak memiliki garis pantai. Secara topografi wilayah Bondowoso dikelilingi oleh pegunungan dan dataran tinggi, di sebelah barat terdapat Pegunungan Ijen, di sebelah timur terdapat Pegunungan Raung. Memiliki ketinggian antara 310-2.300 meter di atas permukaan laut dan sebagian besar wilayahnya berupa dataran tinggi dan perbukitan. Berdasar kondisi geografis ini Kabupaten ini memiliki potensi besar dalam bidang pertanian, perkebunan, dan pariwisata karena keindahan alamnya yang khas pegunungan.
Jumlah penduduk tahun 2023 berjumlah 796.911 jiwa yang tersebar di 23 kecamatan, 10 kelurahan, dan 209 desa. Kegiatan utama perekonomian penduduk di Kabupaten Bondowoso berupa pertanian & perkebunan dengan komoditas utama kopi (Kopi Arabika di kawasan Ijen-Raung), tembakau dan padi, bidang perternakan yaitu pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi potong, berikutnya industri pengolahan yaitu industri olahan tape dan pengolahan kopi, serta bidang pariwisata berupa wisata alam Kawah Ijen, Wisata Pemandangan Arak-Arak, Taman Rengganis, Situs Batu Lawang, puncak Scorpio, Kawah Wurung dan taman Jampi serta wisata agro yaitu kebun kopi dan wisata budaya. Berdasarkan foto dibawah menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kab.Bondowoso mengalami trend penurunan yang mengindikasikan bahwa terjadi perbaikan kegiatan ekonomi.
Foto : Statistik Jumlah Penduduk Miskin di Kab. Bondowoso tahun 2015-2024.
Sumber: Bps Kab.Bondowoso
Permasalahan yang dialami untuk mengembang perekonomian selama ini adalah (1) masalah infrastruktur dan konektivitas dengan wilayah lainnya berupa belum memiliki jalur kereta api, jauh pada akses pelabuthan dan bandara, irigasi pertanian yang masih terbatas serta kualitas jalan penghubung antar kecamatan yang perlu ditingkatkan, (2) masalah pengolahan hasil pertanian berupa ketergantungan pada tengkulak, nilai tambah produk pertanian masih rendah karena dijual dalam bentuk mentah, teknologi pasca panen masih sederhana serta terbatasnya industri pegolahan hasil pertanian, (3) masalah sumber daya manusia berupa tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, migrasi penduduk usia produktif, kurangnya tenaga terampil bidang industri pengolahan hasil pertanian, (4) masalah pemasaran dan investasi berupa promosi potensi daerah belum optimal, akses terhadap pasar masih terbatas, branding produk local belum kuat serta minat investor masih kurang, (5) masalah teknologi dan inovasi berupa penerapan teknologi masih rendah, keterbatsan akses internet beberapa wilayah, digitalisasi UMKM belum merata serta adopsi teknologi pertanian masih rendah dan masalah terakhir (6) masalah permodalan berupa literasi keuangan perlu ditingkatkan, modal UMKM masih kecil, akses pada lembaga keuangan formal masih terbatas, dan ketergantungan pada rentenir di beberapa wilayah.
Rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan berdasarakan potensi yang dimiliki adalah (1) pengembangan infrastruktur & konektivitas melalui membangun jalan alternative, membangun infrastruktur digital & internet, pengembangan system irigasi modern untuk pertanian serta optimlaisasi terminal angkutan untuk memperlancar distribusi, (2) penguatan sector pertanian & pengolahan melalui mendirikan sentra pengolhan hasil pertanian di kawasan potensial, menjalin kemitraan dengan industry pengolahan besar, membangun cold storage untuk menjaga kualitas hasil pertanian serta memberikan pelatihan teknologi pascapanen, (3) pengembangan sumber daya manusia melalui membuka balai pelatihan kerja, menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan & manajemen usaha, magang di industry pengolahan serta memberikan insentif kepada tenaga terampil yang mau bekerja di Bondowoso, (4) penguatan pemasaran melalui mengembangkan platform digital untuk produk local, membangun pusat display produk unggulan, mengikuti pameran tingkat nasional dan internasional, memperkuat banding produk local (5) akses permodalan melalui pendampingan UMKM untuk akses perbankan, memberikan bantuan bergulir untuk usaha produktif, memfasilitasi akses ke KUR, membentuk koperasi pada kawasan potensial, (6) bidang inovasi & teknologi melalui mendirikan pusat teknologi pertanian, mengembangkan aplikasi manajemen pertanian, memberikan bantuan alat produksi modern, membangun sisten informasi pasar untuk petani.
Implementasi rekeomendasi tindakan di atas tentu membutuhakan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah dan stakeholder, selanjutnya menentukan prioritas tindakan berdasarkan kebutuhan, melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala serta pelibatan aktif seluruh stakeholder dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi percepatan pembangunan ekonomi di Kab. Bondowoso. Penulis meyakini Kab.Bondowoso dapat mengembangkan perekonomian sama halnya dengan wilayah disekitarnya. Kab.Bondowoso memiliki potensi yang luar biasa yang perlu dioptimalkan yaitu bidang pariwisata alam dan agro wisata, Industri pengolahan hasil Pertanian dan komoditas lainnya yang menjadi produk unggulan di daerah dataran tinggi serta pentingnya meningkatkan infrastruktur digital untuk pemasaran dan promosi produk dan wisata di Kab.Bondowoso.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H