BANDUNG-Musik adalah sebuah seni dalam bentuk audio atau suara. Tapi tak jarang musik juga menjadi seni visual atau kasat mata karena dizaman yang serba mudah ini kita bisa melihat musik dimana saja. Sangat banyak platform digital untuk menikmati musik seperti Soundcloud, Spotify, Joox dengan bentuk audio atau musik. Adapula Tiktok dan Youtube dengan bentuk audio visual atau video.
Bukan hanya itu, musik juga bisa kita saksikan secara langsung dengan menontonnya langsung. Festival musik, konser ataupun panggung-panggung kecil saja. Banyak sekali bentuk dan genre musik yang bisa kita dengar. Salah satunya mungkin yang sering kita dengar itu adalah rock dan pop. Banyaknya genre membuat kita mempunyai kegemaran yang sama tapi dengan bentuk yang berbeda.
Tetapi nyatanya banyak orang yang menonton musik secara langsung tidak mengerti dengan cara menikmati musik dengan genre tertentu. Walaupun menurut para kritikus musik mengatakan bahwa menikmati musik itu ekspresi masing-masing. Tapi rasanya tidak etis juga jika kultur musik Hardcore digunakan di lagu pop, seperti melakukan "Two Step" di lagu "Begitu indah -- Padi". Lagu yang tidak ada efek distorsi sama sekali, tidak ada beat drum yang cepat dan penuh hentakan dan tidak ada suara vokal yang keras dan bahkan lebih ke arah lagu yang santai.
Perlu disetujui juga bahwa menikmati musik itu banyak sekali caranya dan itu semua kembali pada diri dan ekspresi masing-masing. Tetapi perlu diketahui bahwa menonton musik secara live pun ada kode etiknya, seperti tidak mengganggu kenyamanan penonton lainnya. Mungkin dalam kasus ini "Two Step" disetiap lagu menjadi meresahkan penonton lain karena sangat tidak sesuai dengan genre tersebut. Ketika beberapa penonton datang untuk bernyanyi menghayati musik dan benar-benar datang untuk menikmati musik jadi merasa terganggu dengan orang-orang yang selalu "Two Step" disemua lagu.
Perlu diketahui lebih lanjut bahwa "Two Step" adalah sebuah cara menikmati musik "Hardcore" biasanya satu orang bahkan lebih berjoget dengan bentuk mengayunkan tangan seirama dengan musik, menggerakan kaki ke depan dan ke belakang secara menyilang. Gerakan "Two Step" paling mudah bisa kita jumpai di panggung-panggung kecil dengan musisi dengan genre "Hardcore".
Mengutip artikel dari media "Hai" yang mengatakan, "Melansir Tempo Metal, awal mula gerakan two step ini muncul di bagian timur Amerika Serikat seperti New Jersey, New York, Boston, dan Florida. joget dengan diiringi hentakan musik cadas ini dipopulerkan band-band hardcore pada tahun 1990-an. Sumber lain, urban dictionary menyebut two step berasal dari gerakan skanking yang ada dalam gerakan ska. Gerakannya mirip, sama-sama dilakukan sesuai ritme, namun kalau two step gerakannya jauh lebih agresif".
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua musik bisa berjoget dengan gaya "Two Step". Walaupun tetap saja semua orang mempunyai cara masing-masing untuk menikmati musik, tapi jika sudah tidak juga mengganggu kenyamanan penonton lain. Nikmatilah musik seperti yang seharusnya, tidak harus selalu mengikuti tren dan terkesan seperti orang aneh.
Hampir semua orang mempunyai media sosial terutama "Tiktok". Tren "Two Step" itu sendiri menjadi lebih luas lagi ketika muncul di "Tiktok". Maka dari itu gerakan ini menjadi tren yang seolah-olah harus diikuti oleh semua orang bahkan di musik apapun. Bahkan kebanyakan orang yang melakukan "Two Step" disemua lagu itu orang-orang yang tidak tahu musik apa yang mereka dengarkan dan mereka tonton. Karena jika memang dia paham akan konsepnya mungkin dia tidak akan "Two Step" disemua lagu, apalagi di lagu pop.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H