Lihat ke Halaman Asli

Menggapai Terang

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintihan kemarin jarang kedengaran...
Erangan keras kemarin yang sering terdengar..
Semakin pelan dan mungkin akan hilang....

Bibir kering itu perlahan basah...
Guratan wajah buram mulai berseri..
Menguatkan kaki untuk kembali menopang tubuh kecil itu
Dia Kembali berdiri...
Setelah ia terlempar....

Pijakan itu masih rapuh..
Tak sekuat sebelum hempasan itu..
Tapi titik terang di ujung tatapannya..
Membuat pijakan itu perlahan menguat...

Ia mulai melangkah walau tertatih..
Tapi ia tetap melangkah...
Kerinduan hatinya akan terang di ujung tatapannya..
Membuat ia semakin berani melangkah...

Langkah itu semakin kuat....
Mungkin ia akan berlari...
Berlari dan terus berlari
Hingga terang itu menjadi miliknya....
Calangona Matheo
Sudiang, 21/10/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline