Lihat ke Halaman Asli

Redup Sinar Kasih

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelap melanda kota ini
Sejak kepergiannya....
Entah kemana ia pergi....
Sapaan hangat paginya dari ufuk timur tak pernah lagi ada.

Kota ini diam...
Kota ini lesuh...
Kota ini menangis, merabah dan tertatih dikegelapan.
Ternyata cahaya itu tak akan kembali...
Entah sampai kapan...

Pagi ini dari ufuk barat
Terpancar sinar yang tak lazim...
Semua mata memandang...
Pandangan-pandangan penuh harap ...
Walau harus dari barat ..
Biarlah sinar itu mengobati kegalauan ini....

Sinar itu perlahan semakin terang..
Walau tak seterang yang telah pergi...
Tapi lebih dari yang telah pergi.....

Harapan semakin menebal...
Keyakinan semakin kokoh...
Hari-hari cerah pasti akan kembali...
Tak ada lagi rintihan...
Tak ada lagi teriakan....

Namun apa yang terjadi..
Seberkas sinar itu perlahan redup...
Perlahan mengecil dan menghilang diufuk barat.

Kota ini semakin berduka...
Mungkinkah ini takdir..
Atau ini hukuman....
Semua tak tau.....

Harapan kembali pada titik awal...
Dan terhempas lebih jauh dari titik awal harapan...
Akankah sinar ufuk timur akan kembali..???
Akankah sinar ufuk barat akan kembali tanpa ragu bersinar???
Ataukah ada sinar lain yang akan menerangi kota itu...
Tak ada yang tau....
Aku sekalipun...

Calangona/Ramdani, Batua 4, 020910




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline