Lihat ke Halaman Asli

Angga Birawa

Content Creator | Pemikir | Penyendiri

[Renungan] Ketika Iblis Berkuasa

Diperbarui: 27 Desember 2019   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penat seketika, hembusan angin panas pengusaha, merambahi hidup para jelata. Derap kaki langkah sang penguasa, yang mengukuhkan taringnya ke dalam kisi-kisi celah negeri. Penguasa layaknya boneka. Konglomerat adalah dalangnya. Rakyat jelata, mereka hanyalah alat untuk mencapai dunia. Pakai. Pakai habis - habisan. Sampai habis nyawa. Lalu buang.

Tak perlu resah. Rakyat akan selalu ada. Mudah digantikan. Tak ada harga. Nyawa tak ubahnya sinar lilin. Tiup. Hilang.

Apa harga mereka tak lebihnya seperti seekor sapi perah. 

Bagaimana bila bos - bos di perusahaan itu. Para manajer itu. Yang ada bukan karena manfaat. Yang ada bukan karena akhlak. Yang ada bukan karena kompetensi mereka. Tapi karena ampuhnya jilatan kepada bos mereka. Dan bos mereka kepada bos mereka lagi. Dan bos mereka lagi. Dan seterusnya. 

Inikah generasi penjilat? Inikah generasi pengemis? Lalu akan kemana generasi seterusnya?

Bagaimana layaknya kehidupan kerja, saling hantam untuk mencari muka. Saling hantam untuk mencari rizki. Rizki macam apa? Rizki yang akan mereka bawa ke rumah - rumah mereka. Yang akan mengalir ke darah dan nadi istri dan anak - anak mereka. Tegakah orang - orang itu? Memakan bangkai sesamanya sendiri? Lalu, membawa pulang bangkai itu, dan menyuapkannya pada  mulut - mulut istri dan anak - anak mereka. Yang setelahnya, tidak akan lagi suci.

Bayangkan bangkai itu. Dicerna oleh usus dan perut mereka. Bersatu dengan jiwa keluargamu. Menjijikkan.

Wahai kita semua, sampai kapan harta dan dunia akan jadi Tuhanmu? Gelap dahimu hanya untuk menutupi gelap hatimu. Cerah penampilanmu, hanya untuk menutupi busuknya pikiranmu. 

Apakah dirimu dan hidupmu, sehalal status dan KTPmu. Pikir lagi. Berpikir lagi. Jangan teriakan mulutmu. Luaskan manfaat hidupmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline