Lihat ke Halaman Asli

Menjawab Tantangan Mahasiswa: Program Kerja Ketua Senat Mahasiswa Yang Menginspirasi

Diperbarui: 17 Juni 2024   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar pribadi : wawancara bersama ketua SEMA FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2024

Dalam beberapa tahun terakir, isu mengenai UKT tak habis menjadi topic yang selalu hangat diperbincagkan dan sepertinya tidak akan berakhir dikalangan seluruh mahasiswa Indonesia di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi negeri Indonesia. Kebijakan UKT yang ditetwapkan pemerintah yang bertujuan menyederhanakan biaya pendidikan, namun naytanya kebihjakan ini sama sekali tidak membawa mahasiswa menuju kesejahteraan dalam melanjutkan pendidikan. Sebagian mahasiswa merasa bahwa UKT sangat menyengsarakan, terlebih fasiltias dan pelayanan dikampus yang tidak setimpal dengan dana yang dikeluarkan setiap semesternya.

Ditengah problematika ini, peran senat mahasiwa sebagai lembaga kemahasiswa legislatif di universitas maupun di fakultas menjadi peran utama. Senat mahasiswa di harapkan mampu menjadi penyambung lidah kepada pihak pimpinna baik fakultas maupun pihak universitas demi kesejahteraan mahasiswa.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait polemic yang terjadi di kampus, saya melakukan wawancara eklusid dengan ketua senat mahasiswa fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam wawancara ini, ketua senat mahasiswa membagikan sejumlah pandangan nya mengenai mahasiswa kini dan polemik mahasiswa hari ini. Beliau adalah mohammad ghufron, ketua senat mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang saat ini menempuh pendidikan di program studi Manajemen Pendidikan Islam semester 6. Adapun wawancara dilakukan betempat di kopi cangkir bumi Taman Siswa Yogyakarta. Dalam wawancara tersebut, saya mengajukan beberapa pertanyaan.

Dari hasil wawancara tersebut beliau berpendapat bahwa kondisi mahasiswa saat ini banyak yang merasa keberatan perihal uang kuliath tunggal atau ukt yang saat ini menjadi polemic di kalangan seluruh mahasiswa Indonesia. Adanya kenaikan yang sdialami menyebabkan banyak mahasiswa yang merasa keberatan. Banyak mahasiswa yang mengadukan ukt yang didapatkan tidak sesuai dengan pendapatan ekomoni orang tua atau wali mahasiswa. Beliau juga menilai bahwa mahasiswa saat ini bersifat pasif. Banyak mahasiswa yang kurang minat terhadap literasi, diskusi diskusi yang diadakan baik dari lembaga kemahasiswaan maupun diskusi dari eksternal kampus. Padahal menurut beliau, kegiatan kegiatan yang dapat memberikan wawasan yang lebih luas semacam diskusi itu sangat penting. Sebagai seorang yang menempuh perkuliahan dengan mengikuti beberapa kegiatan yang diadakan kampus maupun diluar kampus, ia berpendapat hal hal semacam itu sangat membantu nya dalam memperoleh apa yang dapat mengembangkan nya. Ia mengaku bahwa banyak mendapatkan kesempatan kesempatan baru dan pengalaman serta priviledge yang didapatkan. Berdasarkan keterangan yang didapatkan, beliau mengikuti banyak sekali agenda agenda yang dilaksanakan oleh fakultas dan tentu nya bersama dengan dekan, wakil dekan, dan beberapa pejabat kampus yang ada di fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada awal maret kemaren contohnya, ia menghadiri acara fordetak (forum dekan tarbiyah se PTKIN Indonesia) di Jambi bersama dengan seluruh pemimpin fakultas. Di sana ia mendapatkan banyak sekali kesempatan kesempatan baru. “saya pertama kali naik pesawat ya karna ikut fordetak ini, karna jadi ketua SEMA ini”. Baginya, ini pengalaman baru dan pertama dalam hidupnya yang ia bisa dapatkan secara gratis. Disana ia juga mengikuti banyak kegiatan dan melakukan presentasi paper internasional dan ketua senat mahasiswa lainnya dari seluruh PTKIN Indonesia. Tak menyangka, dari paper presentasi itu ia mendapatkan gelar “the best presenter”. Tentu pengalaman seperti Ini baginya sangat berharga.

Selain menghadiri acara fordetak, pada akhir mei lalu ia menghadiri aara fornasetta atau forum senat mahasiswa se PTKIN Indonesia yang juga diadakan di Surabaya. Namun menurutnya pengalaman fornasetta tidak terlalu asik dikarenakan beberapa kekurangan yang di miliki panitia penyelenggara pelaksana seperti tidak ada nya fasilitas yang memadai, tidak ada proses penyambutan yang layak dan semacamnya. Namun baginya itu tidak menjadi suatu masalah, baginya mendapatkan kesempatan dan pengalaman serta relasi saja sudah cukup.

Membahas tentang tugas ketua senat mahasiswa, tentu memiliki beban berat yang ditanggung nya. Controlling, dan evaluating misalnya. Controlling dan evaluating dilakukan untuk seluruh lembaga kemahasiswaan yang ada di fakultas. Tak hanya bagi ketua, namun tugas tugas semacam ini sudah menjadi bagian tersendiri bagi beberapa individu yang ada di dalam senat mahasiswa tersebut. Senat mahasiswa juga berfungsi sebagai penyambung lidah dari mahasiswa ke pihak dekananat dan bertugas sebagai penampung aspirasi aspirasi dan keluhan mahasiswa terkait segi pelayanan, fasilitas, juga uang kuliah tunggal atau UKT yang sampai saat ini menjadi masalah dikalangan mahasiswa yang tak kunjung dan sepertinya tak akan pernah selesai.

Adapun tugas yang sedang dilakukan saat ini ialah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di fakultas yang dapat di hadiri oleh mahasiswa internal senat mahasiswa maupun seluruh mahasiswa fakultas. Pada 6 juni 2024 kemarin, senat mahasiswa mengadakan workshop administrasi yang bertempat d gedung rektorat lama lt 2 yang dihadiri oleh seluruh lembaga kemahasiswaan bagi seluruh HMPS maupun Dewan Eksekutif Mahasiswa. Adapun pemateri dari workshop ini diisi oleh wakil dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta beberapa jajaran nya, juga Mba Nazila Khoerunnisa sebagai demisioner senat mahasiswa tahun sebelumnya.

Perihal tugas tugas yang saat ini sedang dilaksanakan, menurutunya kondisi kesehahteraan mahasiswa di fakultas saat ini terutama sertakit akses dan fasilitasn kampus sangat memprihatinkan. Tentu pernyataan ini tidak serta merta, namun berdasarkan data yang ada dengan adanya serap aspirasi mahasiswa tersebut. Beberapa mahasisdwa mengaku bahwa banyak fasilitas kampus seperti AC ruangan kelas yang hanya beberapa saja, kipas angina yang terkadang rusak, proyektor yang tidak memiliki speaker serta kursi dan bangku yang sudah tak layak pakai. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menjadi satu satunya fakultas di UIN Sunan Kalijaga yang memiliki banyak program studi tentu memiliki banyak mahasiswa. Namun adanya ratusan mahasiswa itu tak membuat pelayanan di UIN Sunan Kalijaga khususnya di FITK ditingkatkan. Ruang kelas misalnya, dari Sembilan prodi tersebut harus secara bergantian mencari ruangan kelas jika ada jam jam mata kuliah dadakan atau perpindahan jam mata kuliah. Banyak mahasiswa yang mengeluhkan juga terkait dengan tidak adanya lift, padahal FITK terdiri dari 4 lantai. Tentu ini membuat mahasiswa merasa fasilitas kurang mendukung dengan adanya UKT yang saat ini melambung tinggi. Dengan adanya permasalahan dan keluhan yang dihadapi mahasiswa tersebut, senat mahasiswa sebagai penyambung lidah akan memberikan data yang jelas yang kemudian di ajukan kepada pihak fakultas dekanat, kemudian dari senat mahasiswa fakultas juga mengajukan ke pihak senat mahasiswa Universitas dan akan di teruskan kepada pihak rektorat kampus untuk di tindak lanjuti.

Terakhr, dari hasil wawancara yang dilakukan, beliau berharap agar mahasiswa fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kedepannya dapat lebih berani mengungkapkan fakta fakta yang menurut mereka tidak nyaman dan tidak sesuai seperti perihal UKT, pelecehan seksual, pembulian, fasilitas yang kurang layak dan semacamnya, agar peningkatan senat mahasiswa sebagai penyambung lidah kepda pihak pihak terkait dan nantinya harapan seluruh mahasiswa tak menjadi omong kosong belaka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline