Lihat ke Halaman Asli

Secarik Kertas yang Berdebu

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13611159421968444726

Ku bongkar buku-buku yang hampir kusam dan tak pernah ku buka. tiba-tiba tanpa kusadari ada benda yang terjatuh dibalik buku-buku itu. Perlahan-lahan kemudian kubaca secarik kertas yang berdebu dengan judul "Mama" dan hatiku pun mulai membcanya "mama" Engkau tak pernah lelah bekerja siang dan malam dari pagi hingga petang Bekerja hanya untuk anak-anakmu hatiku merasakan beersalah padamu mama selama hidupku pernah menyusahkanmu, membuatmu sedih dan hampair sakit Kadang aku pernah marah dan menangis mengapa engkau begitu kuat menjadi seorang Ibu Mama jasamu takkan pernah tergantikan dengan mama manapun mama yang selalu setia menemaniku kemanapun aku pergi mama yang selalu mengingatkanku untuk selalu beribadah mama yang selalu mengingatkanku untuk makan tapi aku yakin aku bisa membahagiakanmu mama Doamu dan doaku doa kita bersama Doamu adalah doa paling indah mama engkau selalu mendoakanku dikala sakit, sehat dan ibadahmu For my mom best of the best Juli 2013. Dan kemudian aku berlari mencari mama memeluknya erat karena mama adalah ibu yang paling mulia, dimataku mama adalah ibu luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline