Lihat ke Halaman Asli

Beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 4 Juni 2024   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum merdeka saat ini sudah digunakan di berbagai sekolah di Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan kurikulum merdeka adalah "kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik."

Dalam memahami kurikulum merdeka para guru dapat mempelajarinya pada Platform Merdeka Mengajar (PMM). Namun dalam tarafan pengaplikasiaan kurikulum merdeka banyak guru masih kesulitan karena ini merupakan hal yang baru dan tidak mudah. Contoh hal yang mungkin kita para guru perlu belajar lebih lanjut dalam memahami cara kurikulum merdeka bekerja adalah bagaimana menghadapi anak-anak generasi Z dengan segala problematikanya. Kadang kita para guru sering terlupa bahwa anak-anak yang kita hadapi sekarang ini berbeda dengan generasi para guru ketika sekolah. Jadi ketika menghadapi problematika peserta didik kita sering kali kurang tepat dalam menanganinya.

Dalam modul-modul yang ada pada PMM terdapat salah satu materi seperti Tahap Perkembangan Peserta Didik Jenjang SMA/K (Usia 15-18 tahun). Dalam modul ini kita diajarkan bahwa anak-anak usia 15-18 tahun memiliki problematikannya. Dan pada modul displin positif kita diajarkan bagaimana menghadapi cara menghadapi poblematika peserta didik.

Kurikulum merdeka ingin menciptakan ekosistem sekolah yang merdeka. Maka untuk mewujudkan murid yang merdeka, guru harus merdeka terlebih dahulu. Lalu bagaimana karakteristik guru yang merdeka?. Guru yang merdeka adalah guru yang mampu keluar dari batasan yang dirinya buat sendiri, beradaptasi dengan segala perubahan sehingga tidak terjebak pada masa lalu yang sudah tidak sesuai dengan kondisi anak-anak zaman sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline