Lihat ke Halaman Asli

Pagi Hari di Merbabu (posting puisi sebelumnya)

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi ini ketika kabut mulai turun dari ketinggian Merbabu,
aku terbangun mendengar suaramu
Tapi hanya di dalam kepalaku
Di luar air begitu menusuk
dan angin yang senyap berembus pelan-pelan.
Membisikkan kata-kata tentang cinta dan kasih sayang
Yang belum pernah kudengar darimu
Aku menunggu sarapan tiba
sambil tetap memikirkanmu
Lalu kukira Tuhan begitu jauh dariku
saat kupikir aku mendekat padanya
Karena Dia tak kunjung mengambil bayang-bayangmu
dari detik-detik hidupku yang begitu biru.
Kita tak pernah membuat janji,
kita tak pernah bertingkah mesra,
kita tak pernah bermanja-manja.
Lalu bagaimana aku bisa jatuh cinta?
(Wekas, 2 April 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline