Lihat ke Halaman Asli

Pakeh

Islamic communication and broadcasting

Kesenian Indah Saman dan Bines di Pelosok Serambi Mekkah

Diperbarui: 24 Oktober 2023   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian Saman di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Sumber gambar (Dokumen Pribadi/Chairul)

Berbicara tentang kesenian baik secara modern, tradisional bahkan dari budaya dan adat yang ada di Indonesia, maka hal itu tak akan ada habisnya. Disebabkan Negeri Ibu Pertiwi dengan kandungan 17.001 pulau ini memiliki 1.340 suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan keberagaman masing-masing.

Salah satu dari ribuan keberagaman itu juga terdapat di pelosok Negeri yang terletak diujung pulau Sumatera di pedalaman Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh yang berasal dari masyarakat suku Gayo, dimana kesenian tersebut sudah melekat sejak zaman dahulu dan terus bertahan hingga ke generasi muda sampai saat ini.

Disebuah Desa terpencil bernama Bukit Seulemak, yang berada di Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh. Saya mencoba menelusuri langsung untuk melihat kesenian yang dikabarkan masih lestari dan terus dijaga agar tak hilang ditelan waktu.

"Saman dan Bines" demikian namanya, sebuah kesenian dari masyarakat Gayo, yang sudah terus menerus diturunkan dari generasi ke generasi, pun demikian tarian adat lestari tersebut biasa terlihat dan digelar pada acara hajatan seperti perkawinan, Sunnat Rasul dan penyambutan tamu serta upacara lainnya, sebagai tanda penyambung tali kehidupan bersosial antara sesama manusia.

Tarian Saman dan Bines terdiri dari dua anggota grup yang biasanya diwakili oleh desa-desa yang menjadi tuan rumah maupun tamu, yang diundang guna sebagai lawan dalam pertunjukan tarian. Satu anggota grup Saman terdapat 15 hingga 20 orang laki-laki, sementara Bines itu hanya khusus diikuti oleh penari wanita yang terdiri dengan jumlah yang sama.

Ketika pertunjukan dimulai, kedua grup ini akan bertanding dalam gerakan tarian yang harus diikuti oleh masing-masing lawan dari grup tersebut. Tarian ini biasa berlangsung pada malam hari, dimulai dari pukul 22.00 WIB hingga selesai pada pukul 05.00 WIB dini hari.

sumber gambar (Dokumen Pribadi/Chairul)

Tata cara pelaksanaannya pun akan dibuka oleh kata-kata sambutan dari masing-masing kepala desa. Kemudian anggota penari dari Saman laki-laki akan duduk saling berhadapan satu sama lain dengan formasi barisan yang memanjang.

Tarian Saman dan Bines akan diawali oleh grup perwakilan dari tuan rumah, dengan langsung melakukan gerakan tarian yang harus diikuti oleh grup tamu, sambil melantunkan syair-syair cinta, kehidupan, sosial, serta puji-pujian kepada Allah SWT dalam bahasa Gayo.

Dalam syair-syair yang dilantunkan tersebut, akan ada kata sindiran manis berupa ucapan candaan seperti halnya orang yang sedang beradu pantun dalam kebudayaan suku Betawi ataupun Melayu, dengan sambutan sorakan para penonton yang membuat permainan semakin meriah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline