Pendidikan seharusnya sebagai sebuah konsep utama dalam upaya membebaskan manusia dari kebodohan dan penindasan,namun untuk mewujudkan itu tentunya sistem dalam konsep pendidikan yang digunakan haruslah ideal dan mampu meningkatkan sumber daya manusia itu Sendiri,dengan membangun hubungan yang interaktif antara pendidik dan peserta didik,namun apa jadinya ketika pendidikan itu digunakan sebagai sebuah sistem untuk tujuan pendindasan?? Menurut tokoh pendidikan asal brazil, Paulo freire menyebutkan sistem pendidikan demikian sebagai konsep pendidikan gaya bank.
Dalam konsep pendidikan gaya bank pengetahuan merupakan hadiah yang diberikan oleh mereka yang merasa berilmu kepada mereka yang tidak berilmu.Guru menganggap bahwa muridnya adalah bodoh, murid pada konsep ini dianggap seperti seseorang yang tidak mempunyai akal untuk berpikir.
Karena adanya hirarki antara murid dan guru maka gambaran pendidikan gaya bank secara keseluruhannya seperti berikut:
a.Guru mengajar dan murid diajar
b.guru mengetahui segalanya dan murid tidak mengetahui apapun
c.guru berpikir dan murid dipikirkan
d.guru berbicara dan murid patuh mendengarkan
e.guru disiplin dan murid didisiplinkan
f.guru memilih dan memaksa pilihannya dan murid menerima.
Pendidikan gaya bank mengaggap manusia sebagai sebuah objek yang gampang untuk diatur.pendidilan gaya bank secara tidak langsung mematikan kreativitas dan nalar kritis peserta didik.
Kaum penindas sebagai perancang dari sistem pendidikan gaya bank, menggunakan "humanitarisme" untuk mempertahankan situasi yang menguntungkan ini.Mereka menolak semua upaya percobaan dalam pendidikan yang merangsang kreativitas dan nalar kritis siswa.
Tujuan kaum penindas adalah untuk mengubah kesadaran kaum tertindas,bukan situasi yang menindas mereka, mobilisasi yang dilakukan kaum penindas terhadap kaum tertindas akan lebih mudah dilakukan dengan penerapan sistem "pendidikan gaya bank" untuk mencapai tujuan mereka.
Kaum penindas membangun kerjasama dengan aparat masyarakat paternalistik.Dengan demikian mereka dianggap sebagai individu marjinal yang menyimpang dari gambaran masyarakat umum yang "baik,rapi dan adil". Kaum tertindas dianggap sebagai penyakit dalam masyarakat yang sehat sehingga mereka akan gampang untuk diatur oleh kaum penindas.
Penerapan konsep pendidikan tidak akan mampu untuk membangun nalar Kritis siswa, pendekatan ini tidak akan mampu mempertanyakan persoalan secara filosofis, namun justru pendekatan ini menutupi pontensi kemanusiaan peserta didik dengan sebuah penolakan akan fitrah ontologis manusia.
Kebebasan akan bisa terwujud ketika sistem pendidikan gaya bank ditolak dan kemudian menggunakan konsep manusia sebagai mahluk hidup yang sadar. pendidikan yang membuat murid seolah sebagai tempat untuk menabung harus ditinggalkan dan digantikan,murid harus dihadapkan dengan permasalahan manusia dengan hubungannya pada dunia.Pendidikan yang membebaskan terdiri dari tindakan pemahaman bukan sekedar pemindahan informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H