Bahasa sebagai suatu sistem yang digunakan manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain. Memperoleh sebuah bahasa merupakan tahapan yang terjadi mulai dari manusia lahir ke dunia. Oleh karena itu, manusia membutuhkan interaksi yang intens dengan manusia lain demi mempercepat pemerolehan dan pemahaman terhadap bahasa.
PSIKOLINGUISTIK
Menurut Dardjowidjojo (2003:7), psikolinguistik adalah studi tentang tahapan-tahapan mental manusia dalam menggunakan bahasa. Sebelum manusia dapat menggunakan bahasa, manusia akan memahami bahasa terlebih dahulu. Sedangkan menurut Chaer (2003:6), psikolinguistik menjabarkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur itu dapat diperoleh, digunakan dan dipahami pada saat bertutur.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai pengertian psikolinguistik di atas, dapat disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah kajian tentang bagaimana seseorang dapat memperoleh bahasa sebagai alat komunikasi dan bagaimana seseorang dapat menggunakannya sebagai sebuah sistem. Psikolinguistik juga mengkaji tentang bagaimana bahasa dapat diterima dan diproduksi, bagaimana otak manusia bekerja dalam kegiatan berbahasa, dan juga teori-teori tentang pemerolehan bahasa anak.
PEMEROLEHAN BAHASA
Sejak lahir ke dunia, manusia telah menjalani tahapan demi tahap dalam memperoleh sebuah bahasa. Suwarno (2002:18) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan usaha disadari untuk menguasai kaidah- kaidah kebahasaan. Menurut Suwarno (2002:18), pemerolehan bahasa adalah penguasaan bahasa secara tidak disadari (implisit), informal atau alamiah.
Sedangkan menurut Dardjowidjojo (2005:225), pemerolehan bahasa atau akuisi bahasa adalah sebuah proses dalam menguasai bahasa yang terjadi secara natural oleh anak saat dia belajar bahasa ibu. Pateda (1990: 51) mengemukakan bahwa akuisisi bahasa tergantung dari lingkungan anak.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa pada anak adalah tahapan-tahapan yang dilalui anak dalam memperoleh sebuah bahasa secara natural tergantung dari lingkungan hidup yang anak miliki.
KETERLAMBATAN BERBICARA
Menurut Hurlock (1997), keterlambatan bicara dan bahasa adalah sebuah situasi di mana tingkat perkembangan bicara berada di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kata. Papalia (2004) memaparkan bahwa anak yang terlambat berbicara adalah anak yang saat berusia 2 tahun cenderung melakukan kesalahan dalam menyebut kata, memiliki pembendaharaan kata yang sangat sedikit saat berumur 3 tahun atau cenderung sulit dalam menamai sebuah objek saat berumur 5 tahun.
Adapun beberapa tolak ukur dalam mengukur ganguan berbahasa menurut DSM-5 sebagai berikut:
1.Kesulitan menentukan pemerolehan dan penggunaan bahasa dengan berbagai cara seperti berbicara, menulis dan lain sebagainya karena kurangnya pemahaman atau produksi dalam aspek di bawah ini:
a.Kurangnya pengetahuan dalam penguasaan kosa kata.
b.Kurangnya kemampuan untuk menyusun kata dalam kalimat sesuai dengan aturan tata bahasa dan morfologi yang berlaku