Lihat ke Halaman Asli

Chairil Anwar B.

Pekerja Kasar

Belajar dari Mark Twin

Diperbarui: 30 Januari 2023   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Hati hati membaca buku kesehatan, Anda bisa mati karena salah cetak". Itu kata-kata Mark Twin. Saya ingin menambahkan; "Hati-hati juga membaca novel terjemahan, Anda bisa kecewa karena salah terjemah".

Sebenarnya kata 'salah' dalam kalimat itu kurang tepat, tetapi saya tidak menemukan kata lain yang cocok untuk melengkapinya. "Keliru?" Itu juga kurang tepat. Tapi mari kita coba; 

"Hati-hati juga membaca novel terjemahan, Anda bisa kecewa karena terjemahannya keliru". 

Bagaimana dengan melenceng? Mari kita coba lagi;

"Hati-hati juga membaca novel terjemahan, Anda bisa kecewa karena terjemahannya melenceng" -- sepertinya 'melenceng' juga kurang tepat. 'Tidak pas' dan 'ngaur' saya pikir sama saja.

Jadi, sekali lagi, izinkan saya mengulangi kalimat itu: "Hati-hati juga membaca novel terjemahan, Anda bisa kecewa karena salah terjemah".

Saya menyampaikan hal ini sebab saya sudah mengalaminya lewat dua buah novel, Great Expectations dan Pedro Paramo, yang saya beli beberapa waktu lalu di toko buku dekat simpang tiga Batu 9, tak jauh dari lampu merah.

Sebelumnya saya sudah membaca novel Great Expectations versi pdf --  yang bersampul merah hati. Judulnya berwana keemasan, ditulis dengan tulisan tegak bersambung, melengkung sampai di kedua sisinya. Novel itu diterjemahkan oleh Berliani Mantili Nugrahani dan Miftahul Jannah dan saya menyukainya; ia membuat saya mampu memproyeksikan adegan ketika Phip, si tokoh utama, mengingat kembali peristiwa-peristiwa traumatis di masa kecilnya -- misalnya, ketika pagi itu Phip berada di tempat pemakaman umum yang tak jauh dari gereja dan ia memerhati tiap-tiap nisan beku yang tampak seperti tunggul lalu menerangkan kepada kita siapa-siapa saja yang ada di dalamnya. Setelah itu, ia mengajak kita berkenalan dengan seorang tahanan yang kabur tadi malam, melihat watak kakak perempuannya, Georgenia, lalu berkenalan dengan Joe si pandai besi.

Saya pikir saya harus membeli novel ini agar lebih leluasa membolak-balikkan halamannya, melihat adegan yang ingin saya lihat, membaca dialog yang ingin saya baca, atau menggaris bawahi setiap metafora dan kalimat-kalimat yang terasa memikat. Sialnya, saya membeli Great Expectations yang bersampul ungu -- bukan yang berwarna merah hati.

"Ini pasti cetakan yang ke sekian'', pikir saya saat meyakinkan diri untuk membelinya.

Maka, dengan perasaan yang berbunga-bunga, saya mengambil novel yang masih bersampul plastik itu dari rak, lalu berjalan ke meja kasir -- saat itulah saya menemukan "Pedro Paramo" bersandar di salah satu rak kayu setinggi satu setengah meter, atau setinggi badan saya. Ini novel yang membuat Gabriel Garcia Marquez tidak bisa tidur sebelum membacanya sampai habis, pikir saya. Maka, saya pun mengambil Pedro Paramo juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline