Lihat ke Halaman Asli

Chafit Ulya

Dosen PBSI FKIP Universitas Sebelas Maret

Dorong Pelayanan terhadap Mahasiswa Disabilitas, Dosen FKIP UNS Berikan Pelatihan kepada Tenaga Administratif

Diperbarui: 24 Juni 2021   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Mendikbud nomor 46 Tahun 2014 tentang Pendidikan Khusus, Pendidikan Layanan Khusus, dan/atau Pembelajaran Layanan Khusus di perguruan tinggi. Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi harus dapat memberikan layanan akademik yang ramah terhadap mahasiswa disabilitas. UNS telah membuka Seleksi Masuk UNS - Seleksi Mandiri Jalur Disabilitas (SM UNS - SMJD). Pada saat ini, UNS telah memiliki 27 mahasiswa disabilitas yang tersebar di berbagai fakultas dan program studi. Di FKIP sendiri, ada mahasiswa mahasiswa tunanetra dan tunarungu.

Mahasiswa disabilitas memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan mahasiswa lainnya selama mengikuti proses pendidikan tinggi di perguruan tinggi, baik hal yang bersifat akademik maupun nonakademik. Dalam hal layanan akademik, mahasiswa disabilitas memerlukan pendampingan dalam melakukan berbagai kegiatan akademik, mulai dari heregistrasi online, pembuatan KRS, konsultasi pembimbing akademik, sampai dengan pengurusan izin-izin atau kelengkapan penelitian dan wisuda. 

Sebagai contoh, ada seorang mahasiswa tunarungu yang bertanya kepada tenaga administrasi terkait izin observasi. Mahasiswa tersebut berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Padahal tenaga kependidikan tidak mengetahui bahasa isyarat sehingga menimbulkan masalah komunikasi di antara keduanya. 

Tenaga kependidikan yang belum mendapat pelatihan dan memiliki SOP mengalami kesulitan dalam upaya menjelaskan pada mahasiswa tunarungu dan menyebabkan mahasiswa tersebut kesulitan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pendampingan bagi mahasiswa disabilitas penting dilakukan untuk memberikan pemahaman dalam mengikuti setiap alur yang ada di sistem akademik secara online maupun melalui tenaga administrasi di masing-masing program studi. Pendampingan bisa dilakukan oleh dosen pembimbing akademik, teman sebaya, tenaga administrasi, maupun orang tua.

Pada tahun 2021 ini Riset Grup Pengembangan Ilmu dan Kebijakan Pendidikan Khusus (RG PIKPK) dari Program Studi Pendidikan Khusus FKIP UNS melakukan program pelatihan bagi tenaga administrasi program studi terkait dengan aksesibilitas layanan akademik yang ramah terhadap mahasiswa disabilitas. Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi tenaga administrasi program studi S-1, S-2, dan S-3 di lingkungan FKIP UNS dalam memberikan layanan akademik yang ramah terhadap mahasiswa disabilitas.

Mohammad Anwar, M.Pd. selaku ketua pelaksana kegiatan pelatihan mengatakan, "Kegiatan pelatihan sebenarnya dilakukan secara langsung (tatap muka). Namun, berhubung masa pandemi covid-19 yang belum kondusif, maka pelatihan dilakukan melalui 2 tahap yaitu secara daring dan luring". Pada tahap pertama, pelatihan secara daring telah dilakukan pada bulan Juni ini. Kegiatan pelatihan dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP UNS, Dr. Mardiyana, M.Si. dan diikuti oleh seluruh tenaga administrasi program studi S-1, S-2, dan S-3 di lingkungan FKIP UNS.

Pelatihan aksesibilitas layanan yang dilakukan secara daring difokuskan pada pemahaman konsep pendidikan inklusif dan layanan akademik yang ramah terhadap mahasiswa disabilitas UNS. Narasumber pelatihan meliputi: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc yang menyampaikan materi Implementasi Layanan Pendidikan Inklusif di UNS. Sugini, M.Pd menyampaikan materi Disability Awareness (tunanetra dan tunarungu). Selain kedua narasumber tersebut, juga terdapat Prasetyo Nugroho (Mahasiswa Tunanetra Program Sarjana) dan Cindy Ayu Anggaraini, S.Pd (Mahasiswa Tunarungu Program Magister) yang menyampaikan kendala-kendala yang dialami selama menjadi mahasiswa UNS terkait aksesibilitas layanan akademik dan kebutuhan pendampingan yang diharapkan. Dalam pelatihan tersebut, tenaga administrasi program studi akhirnya memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa disabilitas UNS dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat memberikan layanan akademik yang ramah terhadap mahasiswa disabilitas. Salah satu peserta pelatihan juga menyatakan bahwa pelatihan ini penting dan perlu dilakukan secara periodik.

Pelatihan tahap kedua, akan dilakukan secara tatap muka/luring pada bulan September 2021 dengan tetap memperhatikan prokes dan situasi pandemik. Kegiatan Kedua nantinya akan difokuskan dalam memberikan simulasi/demonstrasi bagi tenaga administrasi program studi dalam memberikan layanan akademik secara langsung bagi mahasiswa disabilitas. Melalui pengalaman langsung inilah diharapkan dapat menguatkan pemahaman konsep dan memberikan ketrampilan minimal bagi tenaga administrasi program studi dalam memberikan layanan akademik yang prima dan ramah terhadap disabilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline