Lihat ke Halaman Asli

Fitri Chaeroni

Freelance Writer

Tentang Seni dan Imelda

Diperbarui: 8 Oktober 2016   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni adalah bagian hidupnya. Goresan-goresan  tangannya telah menjadi karya perwakilan rasa batinnya. Imelda namanya. Perempaun asli Banten, yang masih terus menggali potensi dalam dirinya. Melukis dan dunia tarik suara adalah dua bidang seni yang digemarinya.

Kegemarannya melukis telah dilakoninya sejak usia belia. Saat masih berumur lima, menggambar telah dilakukannya. Dan mulai ditekuninya kala duduk di kelas empat, SDN Kubang Sepat. Cita-citanya ingin menjadi seniman. Baginya, seni dapat merubah segalanya. Merubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Meskipun bagi banyak orang pekerjaan seniman adalah pekerjaan tak menjanjikan, itu bukan penghalang baginya untuk berhenti berkarya. Pun kegiatan ini tidak ditentang oleh keluarganya.

Ayahnya bukan seniman, tapi kecintaan sang ayah pada dunia seni telah menular pada perempan kelahiran 14 Juni 1997 ini. Menurutnya, bakat hanyalah sebagian kecil dari semuanya. Yang penting adalah bagaimana konsistensi terhadap keinginan dan usaha untuk terus belajar.

Untuk memperdalam kemampuan melukisnya, saat SMP ia pernah sekali mengikuti kursus. Meski tak berlangsung lama. Imelda, belajar tetang dasar-dasar melukis. Ia menyalurkan bakatnya ini di berbagai medium. Mulai dari buku gambar hingga tembok lebar. Baginya tak ada batasan dalam mengekspresikan diri. Berbagai media bisa jadi alat berkarnya. Bahkan menurutnya ketika media semakin terbatas, otak justru akan berfikir kreatif untuk mencipatakan karya seni yang berbeda dari pada lainnya.

Dalam melukis, Nasirun adalah inspiratornya. Dan dalam melukis, perempuan bernama lengkap Imelda Amelia Sari ini menganut aliran ekspresionisme. Aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas, bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, imajinasi dan perasaan.

Kemanapun Imelda pergi, sketch book dan pensil warna bahkan terkadang cat air tak pernah lepas dari tas bawaannya. Karena berkarya bisa dimana saja dan kapa saja. Inspirasi baginya dapat muncul ketika ia merasakan sesuatu ataupun didasarkan pada pengalaman pribadinya.

Berbagai perlombaan ataupun pameran lukisan sudah pernah diikutinya. Mulai dari regional hingga nasional. Ia pernah mengikuti beberapa pameran diantaranya, Pameran Seni di Alun-Alun kota Serang pada tahun 2012, pameran Kompetisi Nasional Lukis Remaja pada tahun 2013, pameran ARTSHOP Rupa-Rupa Seni Rupa dan juga pameran Seni Rupa Banten pada tahun 2015.

Beberapa perlombaan juga pernah ia menangi. Seperti juara 2 Lomba poster KIE KKB Tingkat SLTP seprovinsi Banten, Juara 1 lomba poster PIK Remaja Tingkat Kota Cilegon, Juara 2 lomba Poster Genre SMA seprovinsi Banten, dan menjadi finalis di Kompetisi Nasional Seni Lukis Remaja yang bertema Keren Tanpa Narkoba pada tahun 2013.

Perempuan penggemar makanan Jepang ini juga bergabung pada sebuah sanggar di kotanya. Sanggar Embun namanya. Selian itu bersama beberapa kawannya, ia kini juga tengah merintis sebuah komunitas seni yang bernama ‘KURAWA’ di kampusnya. Saat ini ia adalah mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.

Mahasiswi semester 3 ini, tak hanya berkarya meggunakan jemari tanggannya saja. Ia juga menggambar menggunakan media lain yang lebih modern. Ia juga mendesain menggunakan media digital. Imelda tak mau ketinggalan jaman, semua harus seimbang.

Selian melukis, menyanyi juga menjadi hobinya. Bahkan pada Agustus lalu sebuah single lagu perdana telah dirilisnya. Seorang pencipta lagu bernama Ida Rosdiana menawarinya untuk rekaman, dan kesempatan itu tak dibiarkan menghilang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline