Lihat ke Halaman Asli

Chaeratun nisa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Corona, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan Problem Biaya Pendidikan

Diperbarui: 1 Juli 2020   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wabah virus Corona atau disebut dengan nama lain Covid-19 sedang maraknya terjadi di berbagai belahan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan secara resmi wabah virus corona menjadi pandemi hampir diseluruh dunia termasuk  di Indonesia.

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar hampir semua Negara hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Cepatnya penyebaran virus ini memaksa memberlakukan karantina masal atau mengunci atau yang lebih dikenal dengan istilah lockdown. Pemberlakuan lockdown ini untuk mencegah/memutus penyebaran virus corona ini. Kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan. 

Keadaan yang sulit ini belum pernah terjadi sebelumnya hingga menyebabkan masyarakat harus beradaptasi dengan kondisi yang seperti ini. Berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan dan sosial harus mengubah sistemnya untuk dapat terus berjalan hingga pandemi berakhir.
Bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. 

Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah, dari kampus menjadi di rumah, semua kegiatan yang biasa di kelas menjadi serba online. Hal ini membuat kelimpungan banyak pihak.

Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dengan segala pemanfaatan teknologi yang berlaku secara tiba-tiba, membuat pendidik, siswa, dan orang tua kaget. Yang biasanya proses belajar mengajar di lakukan di ruang kelas dan tatap muka, kini harus digantikan dengan metode pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan media sosial dan sejumlah aplikasi yang ada.

Melakasanakan Pembelajaran Jarak Jauh ini tidak sangatlah mudah, memang bukan hal baru dalam dunia pendidikan, ada beberapa kampus yang memang sudah menggunakan sistem PJJ, seperti Universitas Indonesia, Universitas Terbuka, Institut Teknologi Bandung, dll. namun di Indonesia sendiri masih banyak kampus dan sekolah yang sama sekali tidak memiliki sistem belajar online. Jadi dihadapkan dengan kondisi seperti ini masih sangat banyak sekali yang merasakan kesulitan menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh ini.

Bukan hanya siswa/mahasiswa yang dituntut lebih kreatif, tetapi guru juga dituntut agar lebih kreaatif lagi dalam menyampaikan materi secara daring, supaya materi yang diberikan sampai dan dapat dipahami siswa/mahasiswa.  

Oleh karenanya sebenarnya secara umum kita belum siap secara menyeluruh untuk melakukan pembelajaran jarak jauh ini, banyak siswa/mahasiswa yang mengoyal tentang keluhan gagalnya memahami materi yang disampaikan.

Tidak hanya seperti itu, gangguan sinyal, jaringan internet tidak memadai di daerah tempat tinggal, dan keterbatasaan sarana aplikasi belajar juga menjadi kendala dalam sistem pembelajran jarak jauh ini.  

Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi siswa/mahasiswa, kebutuhan internet yang makin melonjak dan banyak diantara orang tua yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Karena bukan Cuma anak yang diliburkan sekolahnya tetapi banyak orang tua yang terkena PHK dan harus menganggur di rumah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline