Lihat ke Halaman Asli

chabibah shafa wardani

Mahasiswa Universitas Airlangga

Penyakit Mpox

Diperbarui: 3 Oktober 2024   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENYAKIT MPOX

CHABIBAH SHAFA WARDANI/191241185

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mpox, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus mpox, yang termasuk dalam keluarga virus cacar.ditemukan bahwa Mpox juga dapat menular antar manusia, melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, serta melalui kontak dengan benda atau permukaan yang telah terkontaminasi oleh virus, juga bisa menular melalui paparan hewan lain, seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi. Cacar monyet sering ditemukan di negara Afrika Tengah dan Afrika Barat, tetapi    belakangan ini penyakit ini kembali merebak di beberapa negara di luar Afrika.

Pada umumnya, gejala Mpox bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendiri dalam beberapa  minggu. Namun, pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama mereka yang termasuk dalam kelompok rentan (anak-anak, ibu hamil dan penderita gangguan system imun). 

Gejala awal bisa mirip dengan flu, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Setelah beberapa hari, muncul ruam yang biasanya dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini bisa berbentuk bintil-bintil berisi cairan, dan gejala lainnya seperti pembengkakan kelenjar getah bening dan sakit tenggorokan juga bisa terjadinya. 

Ruam dimulai sebagai benjolan merah datar yang dapat terasa nyeri. Benjolan tersebut berubah menjadi lepuh yang berisi nanah. Akhirnya, lepuh tersebut mengeras dan terlepas. Seluruh proses ini dapat berlangsung selama dua hingga empat minggu. Anda dapat mengalami luka di mulut, wajah, tangan, kaki, penis, vagina, atau anus.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan luka atau lesi pada kulit seseorang yang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, penularan juga bisa terjadi melalui tetesan pernapasan jika berada dalam jarak dekat dengan orang yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi oleh virus, seperti pakaian atau alat pribadi. Saat ini tidak ada pengobatan yang bisa menghilangkan penyakit ini. Pengobatan yang dilakukan biasanya digunakan untuk meredakan gejalanya saja.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki tiga upaya sebagai langkah penanggulangan cacar monyet. Upaya tersebut terdiri dari surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Terapeutik sendiri akan dilakukan dengan pemberian terapi simtomatis dan mempersiapkan pemenuhan logistik antivirus khusus cacar monyet. 

Namun, antivirus tidak perlu diberikan untuk semua pengidap cacar monyet. Pasien yang mendapatkan antivirus merupakan kelompok yang berisiko mengalami atau sudah mengalami gejala yang berat. Kondisi berat diartikan memiliki lebih dari 100 lesi pada kulit atau mengalami gejala lain, contohnya seperti demam tinggi, mual, dan muntah.

Kamu juga bisa melakukan pencegahan lainnya, seperti hindari bepergian menuju daerah yang menjadi lokasi penyebaran penyakit ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline