Lihat ke Halaman Asli

Techa Dewi Meilinda

Salam dan semangat

Yuk Menjaga Kebersihan Hati

Diperbarui: 16 Oktober 2017   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap perbuatan yang dilakukan oleh  manusia selalu dilandaskan oleh hati. Terkadang atau bahkan sering, kita telah memahami baik-buruknya perbuatan yang kita lakukan tentunya berdampak baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Mengapa demikian? Karena setiap manusia  memiliki kesadaran, dari hati melalui kinerja  otak dan tindakan manusia. Sebagaimana dikemukakan dalam hadits yang ditulis oleh Imam An-Nawawi dalam buku Al-Wafi, baiknya tubuh ditentukan oleh baiknya hati, karena hati merupakan anggota tubuh paling penting dalam tubuh manusia. Sebagaimana dalam ilmu anatomi tubuh dan kedokteran, hati merupakan sumber kehidupan manusia. Terbukti, selama manusia memiliki hati yang sehat tentunya ia akan bisa mengalirkan peredarah darah ke seluruh tubuh, sehingga ia juga dalam kondisi sehat. Disebutkan dalam kitab Al-Mu'in 'ala Tafahhumil Arba'inkarya Ibnu Mulqin Asy-Syafi'i bahwa baiknya hati itu ditopang oleh lima perkara: memebaca dan memahami Al-Qur'an, perut kosong (puasa), qiyamullail, merendahkan diri kepada Allah pada waktu sahur, dan berteman dengan orang-orang shalih.

Hati yang selamat (bersih) adalah pertanda meraih kemenangan di sisi Allah Azza wa Jalla,sebagaimana firman-Nya, "(Yaitu) pada hari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'ara [26]: 88-89). Imam Nawawi berkata bahwa meraih keselamatan hati adalah ketika hati selamat dari penyakit batin seperti dendam, iri, dengki, sombong, kikir, takabur, bangga, riya', ingin mendapatkan pujian, tipu muslihat, rakus, dan tidak menerima pemberian Allah. Ibnu Rajab menyebutkan, "Hati yang selamat yaitu selamat dari dosa dan hal yang dibenci secara keseluruhan. Yaitu, hati yang di dalamnya hanya ada kecintaan terhadap Allah dan rasa takut pada-Nya, serta takut jauh dari Allah."Hasan Al-Bashri berkata pada seseorang, "Obatilah hatimu, karena sungguh yang diharapkan Allah dari hamba-hamba-Nya adalah baiknya hati mereka."

Hal yang dimaksud dalam penjelasan hadits diatas, yaitu setiap manusia penting menjaga kebersihan dan keselamatan hati dari hal-hal yang dapat mengotori hati karena hati yang kotor dapat membawa manusia pada kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia, dapat menjaga hati dengan senantiasa bertaqwa kepada Allah dan menjauhi segala jenis penyakit seperti iri, dengki, dendam, dan sebagainya sebagaimana dipaparkan diatas. Obat hati yang paling mujarab, yaitu membaca Al-Qur'an. Apabila kita mendapat musibah sering-seringlah beristighfar, bukan malah  menyerapahi keadaaan atau orang-orang sekitar. Agar hati kita terjaga dari sifat sombong, sering-seringlah mengingat nama Allah karena kita hanyalah makhluk lemah ciptaan-Nya dan bersedekahlah walau hanya sedikit. Apabila kita dihadapkan suatu masalah, selesaikanlah dengan lapang dada dan jadilah pemaaf, bukan penunggu maaf karena hal ini tentunya dapat memicu sifat dendam yang bersarang di hati yang tentunya dapat mengotori hati kita. Tak lupa, kita juga harus saling menjaga teman-teman kita dari keburukan karena sebagaimana dikemukakan tadi, baiknya hati ditopang oleh lima perkara, salah satunya yaitu berteman dengan orang-orang yang sholeh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline