Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Narablog

Perayaan Imlek dan Rupiah Digital: Jangan Biarkan Tradisi Angpao Ini Pergi

Diperbarui: 13 Februari 2024   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi angpao Imlek. Sumber: Shutterstock/Jo Panuwat D via KOMPAS.com

Tahun Baru Imlek adalah tradisi tahunan warga peranakan yang kita rayakan secara nasional sampai menjadi hari libur nasional di negeri ini. Kegiatan utamanya adalah kumpul keluarga dan silaturahmi, tetapi berbagi "rezeki dan hoki" melalui pemberian angpao tetap menjadi daya tarik bagi anak-anak. Seiring perjalanan Bank Indonesia membangun ekosistem Rupiah digital, tradisi ini mulai terancam.

Kita bukannya tidak pernah menghadapi pembagian angpao secara digital. Pembatasan sosial ketika pandemi COVID-19 sedang tinggi-tingginya membuat penggunaan transfer bank dan dompet digital menjadi sarana berbagi rezeki dan hoki. Ke depannya, Rupiah digital rencananya akan dibangun dalam bentuk blockchain seperti yang sudah dilakukan oleh Bitcoin, Ethereum, dan Ripple terlebih dulu.

Penyedia kertas angpao sedih

Pengusaha kertas angpao, baik mereka yang memproduksi di sini untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu maupun mengimpor dan mendistribusikannya sampai ke titik terdekat untuk dijual secara massal, tentu akan kehilangan pendapatan bersama-sama dengan para pegawainya. Meskipun harga perlembar kertas angpao massal tidak terlalu mahal, bahkan bisa jadi tidak mencapai Rp1.000 per lembar, pembelian dalam jumlah banyak tentu terasa dan menjadi bagian dari perputaran uang di masyarakat.

Tahun ini, kertas angpao kecil bisa diperoleh mulai dari Rp10.000 untuk empat puluh lembar sehingga kertas yang lebih besar dihargai mulai dari Rp10.000 untuk tiga puluh lembar. Warna favoritnya masih tetap merah dengan pilihan kedua adalah emas.

Kurangnya perjuangan mempersiapkan angpao

Mereka yang sudah menikah adalah pihak yang membagikan angpao. Angpao ini harus dipersiapkan terlebih dulu agar terdistribusi dengan baik di hari-H dan baik dari segala sudut pandang. Keberadaan Rupiah digital akan mengurangi perjuangan tersebut.

Mempersiapkan angpao dalam jumlah yang mencukupi

Agar kertas angpao tidak kurang dari hari-H, pemberi perlu membuat daftar siapa saja yang akan menerima angpao. Tahun 2024 ini mungkin menjadi ujian yang lebih berat dari biasanya apalagi untuk mereka yang tidak terlalu aktif berkomunikasi dengan keluarga besar, saudara-saudaranya yang masih muda mungkin turut berlomba untuk memiliki anak dengan shio naga dan mereka yang harus menerima anaknya lahir lebih dulu berarti pemberi angpao harus mempersiapkan angpao untuk anak-anak yang baru lahir ini.

Kertas angpao dibeli dalam jumlah yang cukup, demikian pula uang kertas yang disiapkan. Uang seri terbaru dengan fisik mulus selalu menjadi preferensi dan kebutuhannya dalam jumlah banyak secara bersamaan memicu kerja keras dan persaingan dalam menukar uang. Untunglah, mereka yang merayakan Imlek tidak sebanyak Lebaran sehingga tidak sampai harus mengeluarkan biaya untuk menukar uang kepada pelaku usaha khusus penukaran uang.

Selanjutnya, terkadang dalam sebuah kegiatan perkumpulan mungkin saja datang "tamu tak terduga" yang tentu membuat kita tidak enak jika tidak memberi sehingga angpao cadangan yang cukup itu penting. Bagi warga Jakarta, banyaknya "tamu tak terduga" ini cukup terkontrol meskipun Imlek jatuh di hari Sabtu yang artinya keesokan harinya pun masih libur. Alasannya simpel, kampanye akbar Pemilu yang dilakukan oleh dua pasangan calon sekaligus menimbulkan kemacetan dan menghambat akses keluar-masuk warga di kawasan tertentu di berbagai kota di Jakarta yang berhubungan dengan akses menuju JIS atau GBK.

Ucapan hari Imlek. Ilustrasi: PosterMyWall

Memperhatikan angka yang baik dalam pembagian angpao

Dikenal dalam tradisi adanya angka yang dianggap lebih baik dalam membawa keberuntungan (baca: delapan) dan angka yang kurang baik terkait keberuntungan (baca: empat). Dalam pembagian angpao yang baik, pemberi angpao akan menghindari penggunaan nominal uang, banyaknya lembaran uang, dan total nilai uang yang diberikan mengandung angka yang kurang baik itu. Misalnya, memberikan Rp80.000 akan lebih baik menggunakan uang Rp10.000 saja dibandingkan terhadap uang Rp20.000 saja atau kombinasi antara Rp50.000 dan Rp10.000. Dengan keberadaan angpao digital, pemberi hanya perlu mempertimbangkan total uang yang diberikan karena tinggal menekannya di ponsel masing-masing.

Menjadikan angpao mudah atau sulit diingat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline