Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Narablog

Demi Anak Bangsa Sampai Sarjana, Tolong Prioritaskan Kuliah Domestik

Diperbarui: 22 April 2023   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Thinkstock via KOMPAS.com

Sebentar lagi, kita akan menyambut UTBK SNBT dan berarti tidak lama lagi para orang tua harus bersiap-siap membayar uang kuliah bagi mereka yang berhasil mendapatkan kursi perguruan tinggi idaman.

Nah, awal Februari lalu, dunia maya dihebohkan dengan penolakan warganet atas pemberlakuan uang pangkal untuk mahasiswa baru dari jalur mandiri di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) sebelum akhirnya PTN tersebut memutuskan untuk tidak jadi melakukannya dan membuka kesempatan bagi kaum mampu memberikan sumbangan. 

Bulan ini, salah satu PTN lainnya memutuskan untuk menaikkan batas atas uang kuliah tunggal nonpilihan bagi mahasiswa baru dari jalur seleksi nasional hingga mencapai sekitar dua hingga tiga kali lipat.

Di satu sisi, kita tidak jarang mendengar ogahnya sebagian alumni LPDP untuk "pulang kampung" setelah "menghabiskan sebagian keringat rakyat". Sungguh dua kondisi ini menjadi ironi yang cukup menyayat hati generasi penerus bangsa.

Kuliah Sarjana di dalam negeri terasa mahal

Pendidikan jenjang Sarjana sebagai "kebutuhan dasar" pekerja masa kini tentu membutuhkan biaya besar termasuk pula terkait operasional sehari-hari dan apalagi banyak mahasiswa harus merantau.

Perguruan tinggi negeri menjadi dambaan dan usaha untuk lulus melalui jalur seleksi nasional dilakukan dengan keras demi bebasnya uang pangkal, meskipun terkadang ujung-ujungnya membayar kursus persiapan yang tidak murah ketika ujian tulis harus dihadapi. Sekalipun akhirnya berhasil pun, perjalanan berikutnya belum tentu semudah dan semulus itu.

Banyak mahasiswa di berbagai perguruan tinggi mengeluhkan besaran UKT yang dinilai melampaui kemampuan sekalipun dokumen finansial sudah lengkap diberikan. Sampai-sampai, sekitar awal tahun ini mendengar kisah seorang mahasiswi dengan perjuangan yang begitu keras untuk membayar UKT di suatu PTN sampai menghembuskan napas terakhirnya.

Beasiswa itu memang ada, tetapi seringkali hanya tersedia untuk mahasiswa di fakultas atau jurusan tertentu, tidak dimulai dari tahun-tahun awal, membutuhkan performa akademik dan nonakademik yang sangat mengesankan, belum lagi ikatan dinas jika pemberinya adalah pihak korporasi.

Masalah bertambah jika masuk melalui jalur mandiri, tidak jarang mahasiswa harus membayar uang pangkal yang nilainya setara atau bahkan melebihi perguruan tinggi swasta yang cukup terkemuka.

UKT di beberapa perguruan tinggi juga lebih mahal dari golongan tertinggi untuk mahasiswa dari jalur seleksi nasional dan beasiswa tertentu tidak tersedia untuk mereka.

Pendidikan gratis ke luar negeri yang kurang efektif dan menyesakkan hati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline