Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Narablog

Andai Harga Komoditas Energi Benar-Benar Harus Naik...

Diperbarui: 25 April 2022   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pengisian BBM solar di SPBU| Dok Pertamina via Kompas.com

Kenaikan harga pertamax kemarin belum ada apa-apanya, itu adalah bensin nonsubsidi yang ditujukan untuk kelas menengah atas. Angin kencang dari berbagai arah kemudian menghembuskan kemungkinan kenaikan harga pertalite, solar, listrik, sampai elpiji melon. 

Meskipun saat ini terlihat lebih mungkin ke arah tidak dibandingkan terhadap iya, keberadaannya sebagai kebutuhan "berjamaah" tentu meresahkan kita semua bukan?

Kita patut bersyukur meskipun kita belum sepenuhnya memasuki masa endemi. Setidaknya aktivitas perekonomian berangsur normal, pertemuan tatap muka lebih bebas dilakukan, dan tidak ada lockdown

Kenaikan PPN satu persen masih bisa disiasati dengan cari brand yang tidak naik harga, diskon atau cashback, sampai berbelanja online. Kenaikan harga minyak goreng? Ya jelas, merebus, mengukus, atau tetap menggoreng dengan air fryer untuk yang mampu membelinya.

Jika jadi diterapkan, bisakah kita menghindari dampaknya? Tidak!

Ketika kenaikan sebelumnya masih bisa disiasati, kali ini dia benar-benar berimbas ke semua lapisan masyarakat tanpa kecuali. Di era modern ini, siapa yang tidak memerlukan listrik? 

Jangankan ponsel dan komputer, masih ada di antara kita yang pakai lampu petromaks? Sekalipun kita bisa hidup tanpa listrik, produksi barang kebutuhan tetap menggunakan listrik sehingga mau tidak mau akan berimbas pada kenaikan biaya hidup.

Kenaikan tarif listrik jelas membuat solusi penggunaan kompor listrik bukan lagi sesuatu yang menarik. Eh, elpiji melon naik juga dan semua cara memasak yang melibatkan kompor akan memakan biaya lebih besar.

Solusi tentu masih ada, yaitu kukuslah sayur dan lauk bersama nasinya di dalam rice cooker seperti yang dilakukan anak guru saya ketika mendapatkan beasiswa kuliah di Singapura. 

Lumayan, wortel, jagung, buncis, potongan bakso, dan telur masih bisa dinikmati. Akan tetapi, ini bukan berita baik bagi mereka yang menggemari hidangan khas Nusantara seperti rendang.

Kenaikan pertalite dan solar melengkapi penderitaan kita semua. Transportasi barang baku sampai barang jadi tentu melibatkan kendaraan bermotor, belum lagi mobilitas kita sehari-hari untuk bekerja sekalipun tidak menggunakan kendaraan pribadi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline