Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Narablog

Tubuh Sehat dan Aktivitas Tak Terbatas Bersama Tolak Angin

Diperbarui: 24 Juli 2018   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tolak Angin, satu-satunya obat herbal dengan bahan baku dan mutu terstandarisasi yang sudah lulus uji khasiat dan uji toksisitas untuk menangani masuk angin. Gambar diunduh dari Sido Muncul Store.

Keadaan fisikmu tidak boleh membatasimu untuk melangkah. Kamu harus yakin kamu bisa dan kamu pasti bisa, Christian! Semangat!

Begitulah motivasi yang selalu diberikan seorang teman kepada saya ketika saya berpikir terlalu keras untuk menerima tawaran berpartisipasi dalam suatu kegiatan dengan alasan kesehatan. 

Sebagai pribadi dengan daya tahan tubuh yang cenderung kurang prima, mudah mengalami kelelahan, dan mudah terkena penyakit, saya harus pintar-pintar menjaga kesehatan sehingga hidup saya tetap produktif. Khususnya ketika kegiatan tersebut dilangsungkan di luar ruangan, seharian di ruangan yang dingin, dan/atau pada malam hari, saya akan berpikir lebih keras lagi untuk mengikutinya atau tidak. Selain khawatir kelelahan, risiko masuk angin pun meningkat.

Jaket ber-hoodie yang dulu sering saya andalkan untuk mencegah masuk angin dan penyakit lainnya. Gambar merupakan dokumen pribadi.

Jika tetap "auban" alias "ngeyel", serangkaian paket lengkap : batuk, flu, demam, meriang, diare, dan sakit kepala harus siap melanda. Meski badan sudah dikerik sampai membentuk lukisan tulang ikan berwarna merah gelap di punggung dan mengonsumsi obat-obatan dalam jumlah yang tidak sedikit, semua penyakit yang muncul akibat masuk angin ini tidak akan cepat sembuh begitu saja dan cukup mengganggu kegiatan saya sehari-hari.

Pokoknya, masuk angin benar-benar membuat saya kapok. Solusi pun harus dicari. Pernah saya berusaha untuk senantiasa menggunakan jaket dengan penutup kepala (hoodie) selama berada di luar ruangan atau di dalam ruangan yang dingin. Selain tidak pas untuk digunakan dalam kegiatan tertentu, pakaian tersebut juga membuat saya merasa panas dan gerah. 

Solusi lain yang pernah saya lakukan adalah mengelola waktu dengan ketat sehingga sebisa mungkin kegiatan di malam hari bisa dihindari. Ya, jika itu adalah kegiatan pribadi yang tidak bergantung pada orang lain, jika tidak?

Ketika pergi ke apotek enam tahun yang lalu, sang pemilik menyarankan saya untuk mengonsumsi produk Tolak Angin secara teratur dan memiliki persediaannya secara teratur di rumah. Melihat harganya yang terjangkau, saat itu hanya sekitar dua ribuan Rupiah per sachet, saya tertarik untuk membeli dan mencobanya. 

Kebetulan, Tolak Angin ini adalah produk herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami (adas, kayu ules, cengkeh, madu, daun cengkeh, daun mint, dan jahe) alias bebas bahan kimia sehingga aman untuk dikonsumsi secara berulang dalam jangka panjang tanpa merusak ginjal.

Pabrik Sido Muncul di Semarang yang selalu menerapkan Good Manufucturing Process untuk menjaga standar produksi dari Tolak Angin, modern dan sesuai kaidah farmasi. Gambar diunduh dari Semarangpedia.

Pertama kali sebelum saya mengonsumsinya, saya sempat berpikir, apakah produk ini cukup higienis karena dikemas dalam bentuk sachet yang terbuat dari plastik? Untungnya, Sido Muncul selalu menerapkan GMP (Good Manufucturing Process) alias proses manufuktur yang baik sejak pertama kali memproduksi Tolak Angin dalam skala pabrik pada tahun 1951. Mulai saya gunting kemasannya dan saya tenggak produk ini, rasanya sangat enak dengan perpaduan rasa manis dari madu, hangat dan sedikit pedas dari jahe, serta dingin secara bersama-sama. 

Setelah mengonsumsinya secara teratur sejumlah satu sachet per hari, kemampuan saya untuk bekerja pun meningkat. Jika biasanya tubuh sudah sangat lemah di pukul 20.30 WIB, sekarang bisa diajak bekerja sedikit lebih lama sampai pukul 21.30 WIB atau lebih malam ketika sangat diperlukan. Ketika kepala terasa sangat pusing, mengonsumsi Tolak Angin mampu membuatnya kembali normal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline